Harga Minyak Dunia Bangkit Jelang Liburan, Bakal Tahan Lama?

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga minyak mentah mulai kembali membaik pada perdagangan Selasa (25/4/2023) pagi waktu Asia, setelah sehari sebelumnya sempat terkoreksi.

Read More

Minyak sempat terkoreksi karena kekhawatiran tentang kenaikan suku bunga, ekonomi global, dan prospek permintaan bahan bakar.

Per pukul 08:56 WIB, harga minyak mentah jenis Brent naik 0,11% ke posisi harga US$ 82,81 per barel, sedangkan untuk jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) menguat 0,19% menjadi US$ 78,9 per barel.

Investor yang mempertimbangkan sentimen dari perjalanan liburan yang kuat di China dan libur musim panas di Amerika Serikat (AS).

Kedua faktor membuat mereka kembali optimis setelah sebelumnya khawatir dengan kenaikan suku bunga, ekonomi global, dan prospek permintaan bahan bakar.

Sentimen liburan musim panas dapat meningkatkan permintaan bahan bakar. Kebutuhan bahan bakar akan meningkat seiring banyaknya orang yang melakukan perjalanan liburan, terutama bagi mereka yang menggunakan kendaraan pribadi.

Pemesanan di China untuk perjalanan ke luar negeri selama liburan Hari Buruh (May Day) mendatang menunjukkan pemulihan berkelanjutan dalam perjalanan ke negara-negara Asia.

Namun, jumlahnya masih cukup jauh dari tingkat pra-Covid-19, dengan harga tiket pesawat jarak jauh melonjak dan tidak tersedia cukup penerbangan.

Meski investor sudah cenderung optimis, tetapi mereka masih mewaspadai bank sentral utama di AS, Inggris, dan Uni Eropa yang berpotensi kembali menaikkan suku bunga untuk mengekang inflasi, yang dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan mengurangi permintaan energi.

Bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), bank sentral Inggris (Bank of England/BoE), dan bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) diperkirakan akan menaikkan suku bunga ketika mereka melakukan pertemuan berikutnya di pekan pertama Mei.

Sementara itu, pemulihan ekonomi China yang tidak stabil pasca pandemi Covid-19 juga mengaburkan prospek permintaan minyak.

Meskipun data Otoritas Bea dan Cukai China menunjukkan bahwa importir minyak mentah utama dunia menghasilkan rekor volume pada bulan Maret.

Impor China dari pemasok utama Rusia dan Arab Saudi masing-masing mencapai 2 juta barel per hari (bpd).

Di lain sisi, Investor menanti rilis data industri tentang stok minyak AS pada hari ini. Analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan data menunjukkan persediaan minyak mentah AS turun sekitar 1,7 juta barel dalam seminggu terakhir, setidaknya hingga 21 April.


CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Ada Kabar Baik Soal Krisis Energi Eropa, Harga Minyak Drop?

(chd/chd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts