Hari Nahas Komoditas Energi, Harga Minyak Melorot

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga minyak mentah dunia melorot setelah mencatatkan kenaikan selama tiga hari beruntun setelah kilang minyak di Turki mengkonfirmasi jika pasokan tetap aman meskipun terjadi gempa dahsyat. Selain minyak mentah, harga batu bara juga anjlok lebih dari 16%.

Read More

Mengutip Reuters pada perdagangan Kamis (9/2/2023) harga minyak Brent tercatat US$84,5 per barel, turun 0,7% dibandingkan posisi sebelumnya. Sedangkan jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) turun 0,5% ke US$78,06 per barel.

Gempa bumi yang melanda Turki pada Senin pagi diperkirakan akan merusak jaringan pipa dan infrastruktur lainnya secara serius dan menggusur minyak mentah dari pasar global untuk waktu yang lama.

Akan tetapi perkiraan tersebut terbantahkan setelah diketahui bahwa pasokan tetap aman.

“Kami tidak akan kehilangan pasokan itu selama yang kami kira,” kata John Kilduff, partner di Again Capital di New York.

BP Azerbaijan mengumumkan force majeure pada pengiriman minyak mentah Azeri dari pelabuhan Turki Ceyhan pada Selasa setelah gempa melanda Senin pagi. Akan tetapi, minyak Azeri terus mengalir ke sana melalui pipa, kata BP Azerbaijan pada Kamis.

Sementara itu, stok minyak mentah AS naik minggu lalu menjadi 455,1 juta barel, tertinggi sejak Juni 2021, Administrasi Informasi Energi (EIA) melaporkan pada hari Rabu, yang juga mendorong harga minyak lebih rendah. Persediaan bensin dan sulingan juga meningkat minggu lalu, kata EIA, selama bulan-bulan musim dingin yang sejuk di luar musimnya.

Di sisi lain, Prospek permintaan yang lebih kuat dari China memberikan beberapa dukungan pada harga minyak, karena konsumen minyak terbesar kedua dunia itu mengakhiri kebijakan nol-Covid yang ketat selama lebih dari tiga tahun.

“Kami memperkirakan konsumsi minyak China meningkat sekitar 1,0 juta barel per hari tahun ini, dengan pertumbuhan yang kuat muncul paling cepat di akhir kuartal satu,” tulis analis dari bank ANZ dalam sebuah catatan.

“Secara keseluruhan, ini akan mendorong permintaan global naik 2,1 juta barel per hari pada 2023.”

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


Artikel Selanjutnya


Bukan Kabar Baik, Harga Minyak Dunia Melesat 5% Lebih

(ras/ras)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts