IFG Butuh Rp8,1 T Buat Jiwasraya, Disuntik Negara Segini Nih

Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) akan memberikan Penyertaan Modal Negara (PMN) tahun 2023 kepada PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) atau Indonesia Financial Group, selaku induk usaha IFG Life sebesar Rp 3 triliun dan PMN 2024 sebesar Rp 3,5 triliun. Dana tersebut berasal dari cadangan pembiayaan investasi.

Read More

Direktur Jenderal Kekayaan Negara (Dirjen KN) Rionald Silaban mengatakan, alasannya karena 30 Juni 2023 masih terdapat polis yang belum dialihkan dari Jiwasraya kepada IFG Life dengan nilai sebesar Rp 7,44 triliun.

“Adapun terhadap polis-polis ini, polis ini telah selesai dan ikut di dalam restrukturisasi,” ujarnya di gedung Komisi XI Jakarta, Senin (18/9).

Rionald mengungkapkan, besaran dana tersebut berdasarkan perhitungan bersama antara PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) atau Indonesia Financial Group, selaku induk usaha IFG Life, dan konsultan keuangan. Perhitungan itu lalu diverifikasi oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

“Perkiraan dari proyeksi bukunya, maka diperlukan dana sebesar Rp 8,01 triliun bagi IFG Life untuk dapat menyelesaikan pengalihan polis pada tahun 2023,” sebutnya.

“Dana sebesar Rp 8,01 triliun tersebut nanti pemenuhannya adalah Rp3 triliun dari 2023, kemudian Rp 3,556 triliun melalui PMN 2024, dan Rp 1,45 triliun melalui fundraising yang dilakukan oleh BP-BPUI,” jelasnya.

Harapannya, dengan penambahan PMN ini, maka BPUI khususnya IFG Life dapat menyelesaikan pengalihan polis yang telah selesai di restrukturisasi. Saat ini masih tertinggal di Jiwasraya. “Angka ini juga untuk memenuhi risk-based capital yang minimumnya adalah 120%,” ucapnya.

Adapun manfaat PMN ini untuk meningkatkan kepercayaan publik terhadap industri perasuransian, sedangkan bagi pemegang polis ini memberikan keyakinan terkait dengan keberlangsungan perusahaan dan memberikan kepastian kepada mereka terkait dengan hak-hak pembayaran klaim dan nilai investasi mereka yang berasal dari premi yang mereka tanamkan.

Sementara, bagi pemerintah diharapkan juga memberikan kredibilitas kepada sektor dan juga dapat menjadi tambahan aktivitas ekonomi di sektor perindustrian.

“Mudah-mudahan untuk yang PMN 2024 itu bisa dicairkan di awal tahun sehingga memenuhi Rp3 atau risk-based capital minimum yang harus dipenuhi oleh BPUI,” ungkapnya.

Rionlald menuturkan, PT BPUI membukukan laba bersih sebesar Rp3,28 triliun, sedangkan IFG Life itu membukukan laba bersih sebesar Rp128 miliar di tahun 2022. BPUI mengalami peningkatan 11,35% secara konsolidasi, sementara itu untuk IFG Life mencatatkan peningkatan aset 43% yang sebagian besar dikontribusikan dari penambahan modal dan pengalihan aset penjamin dalam rangka penyelamatan polis Jiwasraya.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Jreng, IFG Ungkap Dana Hasil Rampasan Jiwasraya Rp3,56 T

(fsd/fsd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts