IHSG Ambles 0,7% Sepekan, Duit Asing Keluar Rp 425 M

Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah selama pekan ini, usai bertenaga pada pekan sebelumnya.

Read More

Dalam sepekan, IHSG merosot 0,69% ke posisi posisi 6.852,84. IHSG gagal bertahan di level psikologis 6.900 sepanjang minggu, setelah sempat menembus 6.931,36 pada Senin (31/7).

Di tengah penurunan itu, asing melakukan penjualan bersih (net sell) Rp425,47 miliar di pasar reguler dalam sepekan.

Saham PT Sumi Indo Kabel Tbk (IKBI) menjadi top gainers sepekan dengan kenaikan 82,86%. Sedangkan, PT Informasi Teknologi Indonesia Tbk (JATI) menjadi top losers dengan minus 43,64% dalam periode tersebut.





Sejumlah sentimen mewarnai pergerakan IHSG selama minggu ini, mulai dari dalam hingga luar negeri.

Pada Senin-Selasa, investor menyimak berlakunya aturan Devisa Hasil Ekspor (DHE) dan jelang perilisan data inflasi periode Juli 2023.

Seperti diketahui, pemerintah merilis aturan baru terkait DHE SDA melalui Peraturan Pemerintah (PP) No.36 Tahun 2023 tentang Devisa Hasil Ekspor (DHE) dari kegiatan pengusahaan, pengelolaan, dan/atau pengolahan sumber daya alam.

Terdapat beberapa perubahan dalam aturan baru mengenai DHE sumber daya alam (SDA) ke dalam bank di dalam negeri.

Di antara perubahan tersebut adalah eksportir wajib menyimpan minimal 30% dari DHE dalam sistem keuangan Indonesia selama jangka waktu tertentu.

Aturan DHE SDA mencakup sektor pertambangan, perkebunan, kehutanan, dan perikanan.

Selain DHE, investor juga memperhatikan rilis inflasi teranyar.

Indeks Harga Konsumen (IHK) Indonesia melesat hingga 0,21% (month to month/mtm) per Juli 2023. Adapun, inflasi tahun kalender mencapai 1,45%, dengan demikian inflasi tahunan (year on year/yoy) mencapai 3,08%

Proyeksi inflasi ini sejalan dengan perkiraan CNBC Indonesia. Konsensus pasar yang dihimpun Tim Riset CNBC Indonesia dari 11 institusi memperkirakan inflasi Juli 2023 akan menembus 0,21% dibandingkan bulan sebelumnya (month to month/mtm). Inflasi bulanan pada Juni tercatat 0,14%.

Dari luar, data PMI manufaktur yang mengecewakan juga turut menekan laju IHSG.

Investor cenderung kecewa dengan rilis data aktivitas manufaktur di ASyang masih berkontraksi dan data tenaga kerja yang tidak sesuai ekspektasi.

Data aktivitas manufaktur (PMI manufaktur), misalnya, AS periode Juli 2023 versi S&P Global dan ISM akan dirilis pada hari ini. Keduanya terpantau mengalami kenaikan.

Kabar kurang menggembirakan lainnya juga datang dari AS, di mana peringkat utang nasional AS dipangkas oleh lembaga pemeringkat internasional, Fitch Ratings.

Penurunan oleh Fitch ini belum pernah terjadi sebelumnya. Peringkat AAA adalah tertinggi sementara AA+ adalah lebih rendah di bawah AAA.

Aksi pangkas rating utang tersebut sempat membuat bursa global, Wall Street hingga Asia merah membara pekan ini.

Namun, baik Bank Indonesia (BI) maupun Kementerian Keuangan optimis jika ketidakpastian ini hanya sementara. Secara fundamental ekonomi Indonesia masih sangat kuat sehingga menarik bagi investor.

“Mudah-mudahan sentimennya lebih bersifat temporer. Kondisisupply-demandvalas di pasar domestik tetap terkendali, BI tetap akan berada di pasar untuk tetap memastikan keseimbangansupply-demandtersebut,” tutur Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia Edi Susianto, kepadaCNBC Indonesia.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Dua Pekan Ngegas, IHSG Akhirnya Nyerah dan Turun Tipis

(trp/trp)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts