Ikuti Harga Minyak Dunia, CPO Berbalik Cerah

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) acuan terpantau menguat pada perdagangan Rabu (19/4/2023), di tengah positifnya harga minyak mentah dan harga minyak nabati lainnya meski ada penurunan ekspor sawit dari Malaysia.

Per pukul 11:29 WIB atau penutupan intraday, harga CPO di bursa Malaysia untuk kontrak Juli 2023 menguat 0,55% ke level MYR 3.806/ton.

Read More

Dalam tiga hari terakhir, harga CPO terpantau melesat 2,35%.

Menguatnya harga CPO terjadi meski ada penurunan ekspor sawit dari Malaysia. Ekspor sawit Malaysia untuk periode 1-15 April turun 20,7% menjadi 566.995 ton, dari sebelumnya sebesar 715.230 ton yang dikirim selama 1-15 Maret, berdasarkan data dari surveyor kargo Societe Generale de Surveillance.

Di lain sisi, trader menilai apakah kesepakatan koridor biji-bijian Laut Hitam akan diperpanjang setelah 18 Mei setelah kekhawatiran baru-baru ini.

Sementara itu, harga minyak nabati saingan secara mayoritas menguat. Harga kontrak kedelai teraktif Dalian menguat 0,58%, sedangkan kontrak minyak sawit DCE melesat 2,12%. Namun, harga kedelai di Chicago Board of Trade (CBoT) turun 0,14%.

Tak hanya karena harga minyak nabati saingan saja, harga minyak sawit sempat menguat di awal perdagangan karena positifnya harga minyak mentah dunia.

Per pukul 08:39 WIB, harga minyak mentah jenis Brent naik tipis 0,08% ke posisi harga US$ 84,85 per barel, sedangkan untuk jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) menguat 0,12% menjadi US$ 80,93 per barel

Minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait karena mereka bersaing untuk mendapat bagian di pasar minyak nabati global.

Sementara itu dari Indonesia, ekspor CPO menunjukkan penurunan. Ekspor minyak sawit Indonesia dalam tiga bulan pertama tahun 2023 tercatat US$ 5,92 miliar.

Angka ini tercatat turun 11,3% dari periode yang sama tahun 2022, sebagian karena penurunan harga.

Indonesia telah membentuk gugus tugas baru untuk meningkatkan tata kelola di sektor perkebunan kelapa sawit, yang bertujuan untuk memastikan perusahaan mematuhi aturan termasuk pembayaran pajak.

Indonesia adalah produsen dan pengekspor minyak sawit terbesar di dunia.

Pembentukan satgas tersebut mengikuti audit di seluruh industri yang diluncurkan para pejabat tahun lalu setelah kelangkaan pasokan minyak goreng di dalam negeri.

Kelangkaan pasokan menyebabkan ekspor beberapa produk minyak sawit dihentikan selama tiga minggu dan mengejutkan pasar minyak nabati global.

Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara, yang telah ditugaskan untuk mengepalai satuan tugas tersebut, mengatakan pihak berwenang bermaksud untuk “meningkatkan kepatuhan industri kelapa sawit kami terhadap berbagai peraturan, mengenai izin lahan … dan juga pembayaran kepada negara”.

Di lain sisi, menurut analis teknikal Wong Tao yang dikutip Reuters, pada perdagangan hari ini harga CPO dapat menguji zona resistensi MYR 3.864-3.934 per ton.


Sumber: Reuters

CNBC INDONESIA RESEARCH

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Ringgit Malaysia Melemah, CPO Malah Gak Kuat Nanjak!

(chd/chd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts