Inflasi di AS Melandai, S&P 500 dan Nasdaq Menguat! Tapi….

Jakarta, CNBC Indonesia – Bursa saham AS (Wall Street) bervariasi pada pembukaan perdagangan Rabu (10/5/2023) waktu setempat merespon rilis data inflasi.

Read More

Indeks Dow Jones melemah 0,4%, sementara S&P 500 dan Nasdaq naik masing-masing 0,1% dan 0,6%.

Inflasi pada April dilaporkan tumbuh 4,9% (yoy) lebih rendah dari ekspektasi ekonom sebesar 5%. Inflasi inti yang tidak memasukkan sektor energi dan makanan dalam perhitungan tumbuh 5,5%, lebih rendah dari bulan sebelumnya 5,6% tetapi sesuai ekspektasi.

Analis pasar senior Oanda, Ed Moya mengatakan ke depannya inflasi masih akan terus menurun, tetapi untuk mencapai 2% akan cukup sulit.

“Inflasi seharusnya terus menurun dalam beberapa bulan ke depan, tetapi untuk mencapai 2% lagi akan cukup sulit melihat pasar tenaga kerja yang kuat,” kata Moya sebagaimana dilansir CNBC International.

Seperti diketahui Pada Jumat malam lalu, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan sepanjang April perekonomian Amerika Serikat mampu menyerap 253.000 tenaga kerja di luar sektor pertanian (non-farm payrolls). Angka tersebut jauh lebih tinggi dari estimasi Wall Street sebanyak 180.000 orang.

Tingkat pengangguran turun menjadi 3,4% dari bulan sebelumnya 3,5%. Padahal, Wall Street memproyeksikan naik menjadi 3,6%. Tingkat pengangguran 3,4% ini menyamai rekor terendah sejak 1969.

Kemudian rata-rata upah per jam naik 0,5% month-to-month, lebih tinggi dari ekspektasi 0,3% sekaligus tertinggi dalam satu tahun terakhir. Secara year-on-year, rata-rata upah tersebut naik 4,4% juga lebih tinggi dari ekspektasi 4,2%.

Dalam kondisi normal, pasar tenaga kerja yang kuat dengan rata-rata upah yang tinggi tentunya menjadi kabar baik. Tetapi, dalam kondisi “perang” melawan inflasi hal itu menjadi buruk bahkan bisa sangat buruk.

Rata-rata upah per jam yang masih naik tinggi tentunya membuat daya beli masyarakat tetap kuat. Alhasil, inflasi menjadi sulit turun.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Nah Lho! The Fed Diprediksi Tetap Agresif, Wall Street Jeblok

(pap/pap)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts