Ini 10 Saham Paling Sering ARB, Mayoritas Belum Lama Listing

Jakarta, CNBC Indonesia – Periode perdagangan semester pertama 2023 sudah berakhir dan kini sudah memasuki periode semester kedua 2023. Namun di semester I-2023, kinerja pasar saham RI cenderung kurang menggembirakan.

Read More

Sepanjang semester I-2023, IHSG ambles 2,09%. IHSG juga tampak berada di dalam tren sideways. Pergerakannya terbatas di 6.500-6950 saja, hanya nyaris menyentuh level psikologis 7.000.

Di tengah kinerja IHSG yang tidak memuaskan di semester I-2023, ada beberapa saham yang mencetak auto reject bawah (ARB) berkali-kali atau berjilid-jilid. Bahkan, ada saham yang sudah menyentuh ARB sebanyak 30 kali, hanya dalam setengah tahun saja.

Mayoritas saham yang mengalami ARB berjilid-jilid adalah yang belum lama melantai sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia. Tercatat 4 dari 10 saham paling sering ARB baru melakukan IPO pada 2022, sementara 2 lainnya juga masih tergolong sangat anyar dengan melakukan IPO di tahun 2021.

Berikut beberapa saham yang mencetak ARB berjilid-jilid di semester I-2023.


Mungkin dibenak investor, saham PT Berkah Beton Sadaya Tbk (BEBS) menjadi saham yang paling banyak mencetak ARB. Namun, saham PT Personel Alih Daya Tbk (PADA) justru menjadi saham yang paling banyak menyentuh ARB, yakni sebanyak 33 kali.

Sepanjang semester I-2023, saham PADA ambles 64,96% ke posisi terakhir di Rp 89/saham. Meski menjadi saham yang mencetak ARB paling banyak, tetapi saham PADA tidak mencetak ARB selama setidaknya tujuh hari beruntun, setelah beberapa hari ARB, biasanya saham PADA berhasil bangkit.

Berbeda dengan saham BEBS, di mana saham ‘Sultan Subang’ ini selain mencetak ARB cukup banyak setelah PADA, tetapi juga mengalami ARB beruntun. Bahkan sebelum perdagangan 22 Juni lalu, saham BEBS diketahui mencetak ARB selama tiga hari beruntun.

Saham BEBS pun sempat disuspensi oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dua kali hanya dalam kurun waktu enam bulan saja. Adapun suspensi saham BEBS pertama terjadi pada 19 Januari hingga 9 Mei lalu, kemudian suspensi kedua terjadi pada 16 Juni lalu.

Setelah suspensi pertama dibuka, saham BEBS menyentuh ARB 18 kali. Kemudian setelah suspensi kedua dibuka, saham BEBS kembali menyentuh ARB sebanyak tiga kali, sebelum pada akhirnya menjadi saham ‘tidur’ di harga Rp 50 per saham atau level gocap.

Saham BEBS yang mencetak ARB berjilid-jilid awal mulanya disebabkan karena kasus gagal bayar transaksi atau gagal bayar repo yang terjadi pada Februari lalu.

Dalam rumor yang beredar, sebut ada 5 broker yang terseret dalam kasus gagal bayar ini. Setelah kasus tersebut, BEI pun melakukan suspensi pertama.

Setelah suspensi pertama dibuka, saham BEBS terpantau hanya sekali menguat yakni pada perdagangan 26 Mei lalu. Itupun penguatannya diklaim sebagai penguatan tak wajar, karena ada indikasi sengaja digerakan agar pada penutupan saham BEBS tidak menyentuh ARB.

Saham-saham tersebut mencetak ARB berjilid-jilid karena skema batas ARB 7% dianggap sudah tidak relevan di tahun ini, di mana pada tahun ini pandemi Covid-19 sudah jauh membaik, sehingga perlu diberlakukan pemulihan secara bertahap menjadi ARB asimetris yang akan terjadi pada September mendatang.

Mulai 5 Juni lalu, sistem ARB diberlakukan jika suatu saham terkoreksi sebesar atau mendekati 15%. Meski sudah tak lagi 7%, tetapi nyatanya hal tersebut tidak membuat saham-saham tersebut kembali bangkit, justru sebaliknya yakni berlomba-lomba menyentuh level gocap.

Meski ARB 15% menjadi saham tersebut lebih cepat menuju level gocap, tetapi setelah pemberlakuan ARB 15%, beberapa saham berhasil menghilangkan label ARB berjilid-jilid, sehingga hanya beberapa hari saja saham-saham tersebut mencetak ARB.

CNBCINDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


IHSG Ambruk Parah, 38 Saham Sudah ARB

(chd/chd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts