Investor Korsel Ramai-ramai Temui Bahlil, Ada Apa Nih?

Jakarta, CNBC Indonesia – Investor Korea Selatan semakin giat menunjukkan minatnya untuk berinvestasi di Indonesia. Hal ini dilihat dari aktifnya kunjungan sejumlah bos perusahaan besar Negeri Gingseng ke BKPM/Kementerian Investasi minggu lalu.

Read More

Setidaknya ada 3 bos perusahaan Korea Selatan yang menyambangi BKPM. Pertama, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia diketahui melakukan pertemuan dengan President & CEO LX International Yoon Chun Sung, perusahaan multinasional yang sebelumnya dikenal sebagai LG International (8/9).

“Tujuan utama pertemuan ini adalah mendiskusikan rencana Joint Venture (JV) 1 pada proyek pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik (Grand Package) di Indonesia dan rencana investasi tambahan oleh LX International di tanah air,” ungkap BKPM dalam akun @bkpm_id.

Selain itu, LX International juga menunjukkan ketertarikannya dalam pengembangan proyek ESG (Environment, Social, and Governance) di Indonesia, termasuk beberapa proyek pembangkit listrik berbasis energi terbarukan yang sedang dalam tahapan pengembangan.

Sebelumnya, Kepala BKPM juga bertemu CEO KT&G (Korea Tomorrow & Global Corporation) Bok-In Baek, minggu lalu (6/9/2023).

Dalam pertemuan tersebut dilakukan pertukaran surat konfirmasi dari Kementerian Investasi/BKPM kepada KT&G, serta surat komitmen KT&G terkait rencana investasi KT&G di PIER Industrial Park, Surabaya.

Selain itu, KT&G berencana untuk berinvestasi sebesar KRW 548,1 miliar (IDR 6,9 triliun) hingga tahun 2025, yang mencakup 93% dari total investasi mereka. Sebagai bagian dari komitmen ini, perusahaan berencana mempekerjakan sekitar 1.136 tenaga kerja Indonesia.

Bahlil juga bertemu Choi Yun-beom, Executive Chairman & CEO Korea Zinc, perusahaan pengolahan logam non-besi terkemuka di dunia yang berpusat di Seoul, Korea Selatan, pada hari yang sama (6/9/2023).

Korea Zinc menyampaikan ketertarikannya untuk mendirikan fasilitas smelter nikel dengan teknologi HPAL di Indonesia yang dapat menghasilkan MHP dengan kapasitas 40.000 ton per tahun dalam bentuk kerja sama Joint Venture dengan perusahaan lokal di Indonesia dengan nilai rencana investasi sebesar US$ 600 juta.

Korea Zinc merupakan perusahaan pengolahan logam non-besi terkemuka yang berkantor pusat di Seoul, Korea Selatan dengan pendapatan US$8,7 triliun pada 2022 dan telah beroperasi sejak tahun 1974.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Bos Antam Buka-bukaan Proyek Baterai US$ 6 Miliar

(haa/haa)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts