Jelang Pertemuan The Fed, Emas Melemah Tipis-Tipis Pekan Ini

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga emas dunia masih terkoreksi tipis 0,09% pekan ini. Kendati demikian, pada perdagangan sinar emas masih terang di akhir pekan jelang pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pekan depan.

Read More

Kondisi ini berbanding terbalik dengan catatan sebelumnya di mana emas akan tumbang menjelang rapat FOMC.

Pada perdagangan Jumat (9/12/2022), harga emas dunia di pasar spot ditutup di US$ 1.796,15 per troy ons. Harga emas menguat 1,52%. Penguatan hari ini memperpanjang tren positif emas yang sudah menguat selama dua hari beruntun.

Penguatan mampu memangkas kerugian setelah sang logam mulai tampil buruk beberapa waktu belakangan. Dengan ini dalam sebulan, harga emas juga melesat 1,57% sementara dalam setahun masih melemah 1,76%.



Perlemahan tipis emas pekan ini terjadi menjelang rapat FOMC yang terbilang cukup berbeda. Sepanjang tahun ini, emas selalu ambruk menjelang rapat FOMC. Emas anjlok lebih dari 1,7% dua hari beruntun sebelum rapat FOMC Maret.

Sementara itu, emas juga anjlok 1,8% dua tiga hari menjelang pertemuan FOMC pada Mei lalu kendati menguat tipis pada dua hari sebelum rapat digelar.

Sang logam mulia ambles lebih dari 2,8% menjelang rapat FOMC. Menjelang rapat FOMC 27-28 Juli, emas hanya melemah tipis 0,5% karena pasar sudah menyesuaikan ekspektasi kenaikan sebesar 75 bps.

Emas sempat anjlok 0,8% dua menjelang rapat FOMC pada 21-22 September 2022 kendati menguat 0,6% pada saat rapat digelar.

Analis dari Kitco Metals, Jim Wyckoff, mengatakan pergerakan emas kini menunggu adanya data fundamental sebelum bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) menggelar rapat FOMC pada 13-14 mendatang.

Sejumlah data ekonomi sudah dirilis menjelang rapat FOMC termasuk PMI sektor jasa dan data pengangguran. Data yang kini ditunggu adalah inflasi pada Selasa pekan depan (13/12/2022).

Analis dari Kitco Metals, Jim Wyckoff, mengatakan pergerakan emas kini menunggu adanya data fundamental sebelum bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) menggelar rapat FOMC pada 13-14 mendatang.

Sejumlah data ekonomi sudah dirilis menjelang rapat FOMC termasuk PMI sektor jasa dan data pengangguran. Data yang kini ditunggu adalah inflasi pada Selasa pekan depan (13/12/2022).

Polling Reuters menunjukkan 93% responden memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 bps.Proyeksi ini merujuk pada data tenaga kerja AS yang mulai ‘mendingin’ sebagai sinyal perlambatan ekonomi.

The Fed sudah menaikkan suku bunga acuan secara agresif sebesar 375 bps sepanjang tahun ini menjadi 3,75-4,0%.

“Apa yang pelaku pasar tunggu bukan hanya seberapa besar The Fed akan menaikkan suku bunga tetapi seberapa cepat dari fase kenaikan suku bunga ke depan dan berapa total kenaikan,” tutur Wyckoff, dikutip dari Reuters.

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Memanasnya Hubungan AS-China Jadi Berkah Buat Emas?

(aum/aum)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts