Kondisi Gonjang-ganjing, Bankir Waras Jaga Pertumbuhan Kredit


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Satu tantangan industri perbankan di tengah kondisi perekonomian global yang tidak stabil adalah menjaga pertumbuhan kredit pada level yang moderat. 

Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Nixon L.P. Napitupulu mengatakan hingga kuartal I 2024, kredit emiten bersandi BBTN tumbuh 14,8% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 344,24 triliun. 

Nixon mengatakan bahwa BTN hendak menurunkan pertumbuhan kredit pada level 10%-11% secara tahunan. Pasalnya saat ini tengah terjadi persaingan likuiditas yang menyebabkan biaya dana naik. Selain itu bank juga mengantisipasi kondisi geopolitik yang belum stabil dan memberikan dampak ke perekonomian domestik. 

“Mau tidak mau sebagai bankir harus ditekan, yang waras [sehat] adalah menurunkan sedikit pertumbuhannya menjadi 10%-11%,” katanya dalam konferensi pers kuartal I 2024, Kamis (25/4/2024).

Sementara itu, BTN mencatat permintaan pembiayaan perumahan masih terbilang tinggi di tengah tren pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Emiten bersandi BBTN ini mencatat pertumbuhan kredit pemilikan rumah (KPR) naik 10,7% sepanjang kuartal I 2024, menjadi Rp 292,74 triliun.

Adapun bila dirinci, pertumbuhan KPR subsidi per kuartal I 2024 naik 12,3% yoy menjadi Rp 166,96 triliun. Kemudian KPR non-subsidi naik 11,2% yoy menjadi Rp 98,79 triliun.

Secara rasio, KPR subsidi menyumbang 48,5% terhadap portofolio KPR, sedangkan KPR non-subsidi 28,7%.

Adapun sepanjang tiga bulan pertama tahun ini, BTN membukukan penyaluran kredit Rp 344,24 triliun, naik 14,8% yoy. Hal ini mendorong aset tumbuh 11,9% menjadi Rp 357,74 triliun.

Pertumbuhan kredit BTN sepanjang kuartal I 2024 diikuti dengan perbaikan kualitas aset. Rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) gross turun 52 bps menjadi 3%.

Begitu pula dengan kredit dalam risiko atau loan at risk (LAR) yang dapat ditekan ke level 21,6% atau turun 263 bps.

Akan tetapi, BTN masih berkutat dengan likuiditas, di mana rasio simpanan terhadap kredit naik 244 bps menjadi 96,2%.

Dana pihak ketiga (DPK) bank tercatat sebesar Rp 357,74 triliun, tumbuh 11,9% yoy. Angka ini ditopang oleh deposito yang melesat 17,2% yoy menjadi Rp 179,13 triliun.

Pada periode yang sama dana murah atau current account savings account (CASA) naik 7,1% yoy menjadi Rp 178,61 triliun. Bila dirinci, giro naik 6,6% yoy menjadi Rp 135,76 triliun dan tabungan tumbuh 8,7% yoy menjadi Rp 42,84 triliun.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Mau Jadi Bank Umum Jumbo, Ini 4 Pesaing BTN Syariah

(mkh/mkh)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts