Krisis Perbankan AS Belum Usai, Bos Citi Indonesia Buka Suara

Jakarta, CNBC Indonesia – Krisis perbankan di Amerika Serikat belum juga usai. Kini, saham-saham bank regional AS telah ikut menjadi korban.

Read More

Bankir selaku CEO Citibank N.A. Indonesia (Citi Indonesia) Batara Sianturi menilai bahwa krisis perbankan di negeri Paman Sam itu bersifat idiosyncratic, bukan sistemik. Yaitu, krisis perbankan yang masih berlangsung ini hanya terbatas di Amerika Serikat saja.

Ia menyorot bagaimana neraca keuangan serta aset dan liability dari bank-bank di AS tertekan akibat kenaikan suku bunga Amerika atau Fed Fund Rate (FFR) telah meningkat sampai 5% dalam waktu yang cepat.

“Enggak kebayang kenaikan daripada Fed Fund Rate sampai 5% dalam setahun sehingga memberikan pressure pada aset liability daripada perbankan tersebut,” ujarnya saat paparan kinerja Citi Indonesia di Alila SCBD, Jakarta Selatan, Senin (15/5/2023).

Batara mengatakan bahwa situasi perbankan Indonesia itu terjaga. Hal ini dicerminkan oleh loan coverage ratio (LCR) yang sekitar 79% hampir 80%. Kemudian, alat likuid dibandingkan dana pihak ketiga (DPK) sekitar 28%, sedangkan alat likuid terhadap loan to deposit ratio (LDR) sekitar 130%.

“Jadi perbankan Indonesia is very liquid. Kemudiancapital ratiosekitar 26%, itu jugavery ampleand well capitalized,” ujarnya.

Ia menambahkan kualitas portofolio dari perbankan Indonesia juga cukup baik di bawah 3%, yakni sekitar 2,5%.

“Jadi saya rasa seperti saya katakana, lebih idiosyncratic daripada systemic. Apalagi kalau dianggap itu globally systemic,” kata Batara.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Bank Raksasa AS Bangkrut, Siap-siap Ada Pertumpahan Darah

(fsd/fsd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts