Laba dan Pendapatan ADRO Ambles, Ini Penjelasan Boy Thohir

Jakarta, CNBC Indonesia – Emiten tambang batu bara PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$1,21 miliar (Rp19,42 triliun) pada kuartal III-2023. Jumlah ini 35,96% menurun dari periode yang sama setahun sebelumnya sebesar US$1,90 miliar (Rp30,33 triliun).

Read More

Penurunan kinerja bottom line ini tidak terlepas dari penurunan kinerja top line yang mana pendapatan usaha tercatat turun 15,76% menjadi US$4,98 miliar (Rp79,38 triliun) pada kuartal III-2023. Keterangan resmi perusahaan menjelaskan bahwa produksi dan penjualan masing-masing naik 12% dan 11% menjadi 50,73 juta ton dan 49,12 juta ton, yang diofset dengan penurunan 25% pada harga jual rata-rata (ASP).

Sementara itu, beban pokok pendapatan naik 17% menjadi US$2,99 miliar dari yang setahun sebelumnya sebesar US$2,54 miliar. Kenaikan ini terutama karena beban royalti perusahaan lebih tinggi daripada pada periode yang sama tahun lalu.

Biaya penambangan dan biaya pengolahan batu bara juga naik karena adanya kenaikan volume. Pengupasan lapisan penutup naik 25% menjadi 217,43 juta bcm, dan nisbah kupas tercatat sebesar 4,29x, atau naik 12% dari 9M22.

Total biaya bahan bakar naik 18% akibat kenaikan 33% pada konsumsi bahan bakar. Biaya kas batu bara per ton (tidak termasuk royalti) pada kuartal III-2023 naik 11% dari setahun sebelumnya.

Sementara itu, pendapatan lain-lain neto sebesar US$18,38 juta dari kuartal III-2022 berbalik menjadi beban lain-lain neto periode yang sama tahun ini menjadi US$36,70 juta. Maka, laba usaha turun menjadi US$1,61 miliar pada kuartal III-2023 dari yang setahun sebelumnya sebesar US$3,15 miliar.

“Walaupun menghadapi penurunan harga dan tekanan biaya karena inflasi, model bisnis kami yang terintegrasi tetap berkinerja baik. Kami berada di posisi yang baik untuk mencapai target FY23 berkat dukungan eksekusi yang baik di setiap bisnis. Kami juga berada di tempat yang tepat untuk ambil bagian pada inisiatif hilirisasi Indonesia, yang menekankan komitmen kami terhadap pertumbuhan berkelanjutan di jangka panjang,” jelas Presiden Direktur dan Chief Executive Officer (CEO) ADRO Garibaldi Thohir dalam keterangan tertulisnya, dikutip Rabu (1/11/2023).

Lebih lanjut, total aset per akhir September 2023 naik 4% menjadi US$10,39 miliar dibandingkan US$10,03 miliar pada periode yang sama setahun sebelumnya.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Bisnis Stagnan & Laba Hanya Rp37 Juta, Mustika Ratu Bisa Apa?

(fsd/fsd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts