Laba RMK Energy (RMKE) Turun 20,38% ke Rp308,9 M, Ini Penyebabnya


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – PT RMK Energy Tbk (RMKE) mencatat laba bersih sebesar Rp308,9 miliar sepanjang 2023. Angka tersebut turun 20,38% dibandingkan dengan perolehan tahun 2022 sebesar Rp 388 miliar.

Direktur Utama PT RMK Energy Tbk, Vincent Saputra mengungkapkan, penurunan laba bersih tersebut karena hingga akhir tahun 2023, RMKE berhasil membukukan pendapatan usaha sebesar Rp2,6 triliun atau sedikit turun sebesar 6,6% YoY, namun pendapatan tersebut telah mencapai target yang telah disesuaikan Perseroan sebesar 100%.

“Pada pertengahan November tahun 2023, Perseroan telah kembali beroperasi normal usai menyelesaikan pemenuhan sanksi administrasi kepada regulator,” ujarnya dalam konferensi pers di kantornya, Kamis (18/4).

Menurutnya, dampak negatif dari tutupnya operasional Perseroan selama 3 bulan terakhir dapat diminimalisasi dengan pertumbuhan pendapatan dari segmen jasa sebesar 24,0% secara tahunan menjadi Rp769,5 miliar.

Namun, Ia mengaku, segmen penjualan batubara mengalami dampak yang cukup besar karena selain normalisasi harga batubara, juga terdampak produksi batubara yang turun karena cuaca yang buruk pada semester pertama serta kendala operasional yang dihadapi Perseroan pada semester kedua.

“Sehingga, kondisi tersebut mengakibatkan pendapatan usaha dari segmen penjualan batubara menurun sebesar 15,6% YoY menjadi Rp1,8 triliun,” sebutnya.

Adapun volume muatan tongkang sebanyak 7,6 juta MT batubara, sedikit turun sebesar 3,2% YoY dan volume penjualan batubara sebesar 2,4 juta MT batubara atau sedikit turun 5,4% YoY dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Dengan demikian, RMKE berhasil mempertahankan laba kotor dari segmen jasa tumbuh sebesar 42,1% YoY menjadi Rp230,1 miliar. Secara total, RMKE berhasil membukukan laba kotor sebesar Rp489,1 miliar atau turun sebesar 16,9% YoY.

Di sisi lain, ekuitas RMKE meningkat sebesar 23,1% secara tahunan menjadi Rp1,5 triliun dan rasio keuangan dengan persyaratan kredit yang ditentukan kreditur, DER sebesar 0,52 kali.

Utang finansial RMKE meningkat sebesar 133,8% secara tahunan menjadi Rp507,8 miliar yang digunakan untuk mendanai modal kerja Perseroan. Hingga akhir 2023, RMKE menjaga kas dari aktivitas operasional tetap positif sebesar Rp187,4 miliar.

Vincent Saputra menyampaikan hingga akhir tahun 2023, secara rata-rata RMKE telah mencapai target internal yang telah disesuaikan sebesar 96,9% dengan kinerja laba bersih yang berkelanjutan.

“Pada tahun 2024, Manajemen lebih optimistis dengan tuntasnya kendala operasional dengan pemenuhan sanksi administrasi ke regulator dan RMKE siap fokus pada aktivitas operasional ke depannya,” ungkapnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Keuangan PT RMK Energy Tbk, Jennifer Angeline juga menyampaikan pada tahun 2024 RMKE akan fokus melanjutkan implementasi strategi yang sempat tertunda pada tahun lalu dengan melanjutkan pembangunan hauling road untuk membuka akses produksi batubara yang terintegrasi dengan fasilitas RMKE.

Selain itu, RMKE juga akan menjalin kerja sama dengan tambang-tambang potensial untuk meningkatkan volume penjualan dan jasa batubara serta mengoptimalkan kolaborasi RMK Grup Indonesia untuk tingkatkan kinerja secara grup.

“Dengan selesainya fasilitas pendukung pertambangan hauling road tersebut, RMKE dapat menjalin kerja sama dengan tambang-tambang potensial di Sumatera Selatan untuk meningkatkan volume penjualan dan jasa batubara ke depannya,” sebutnya.

Pihaknya menargetkan muatan tongkang tahun 2024 sebesar 9,9 juta MT batubara dan volume penjualan batubara sebesar 3,5 juta MT yang berasal dari produksi in-house sebesar 1,2 juta MT.

“Kami masih melihat peluang pada bisnis ini hingga nantinya akan tercapai komposisi yang seimbang antara energi fosil dan EBT. Selain itu, RMKE juga akan terus menerapkan good mining practice pada kegiatan operasional pertambangannya untuk meminimalisasi dampak negatif di lingkungan sekitar area operasional,” pungkasnya.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Video: IHSG Bergerak Sideways, Sektor Mana Yang Prospek Cuan?

(ayh/ayh)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts