Lima Saham Longsor Saat IHSG Berjaya

Jakarta, CNBC Indonesia – Sejumlah saham menjadi pecundang di tengah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak pada Selasa (29/8/2023).

Read More

IHSG ditutup melompat 0,52% ke 6.957,83, dengan sebanyak 256 saham naik, 268 saham turun, dan 230 stagnan.

Berbeda nasib, saham PT Central Proteina Prima Tbk (CPRO) anjlok 14,08% ke Rp 61/saham. Aksi ambil untung terjadi usai saham CPRO melonjak 33,96% pada Senin (28/8/2023).

Saham PT Royaltama Mulia Kontraktorindo Tbk (RMKO) juga menjadi top losers, ambles hingga 14,06% ke Rp330/saham. Penurunan ini membuat saham RMKO merah selama 5 hari beruntun.

Praktis, dalam seminggu, saham RMKO sudah ambles 28,26%, sekaligus semakin menjauhkan saham ini dari harga penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) Rp450/saham. Informasi saja, saham RMKO melantai di bursa sejak 31 Juli 2023.

Nama lainnya, saham PT Mitra Pack Tbk (PTMP) jatuh 12,50% ke Rp154/saham. Koreksi harga ini hampir menghapus penguatan selama 2 hari sebelumnya. Pada Jumat pekan lalu (25/8), saham PTMP melompat 10,60% dan Senin (28/8) menguat 5,39%.

Saham PT Data Sinergitama Jaya Tbk (ELIT) dan PT Haloni Jane Tbk (HALO) juga berbeda arah dengan keseluruhan pasar, masing-masing turun 10,74% dan 10,61%.

IHSG kembali menguat, di tengah masih optimisnya pelaku pasar global. Pasar hingga kini masih mengevaluasi pernyataan baru dari Ketua bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) pada Simposium Jackson Hole, Jumat pekan lalu.

Ketua The Fed, Jerome Powell menunjukkan beberapa tanda berlanjutnya pertumbuhan ekonomi dan belanja konsumen yang kuat, namun mengindikasikan bahwa bank sentral akan “melanjutkan dengan hati-hati” kenaikan suku bunga tambahan.

Selain itu, ekonomi AS yang di gadang-gadang akan terjadi resesi nyatanya malah makin menguat.

Hal tersebut membuat para investor optimis akan keadaan ekonomi AS yang masih solid sehingga instrumen risiko menjadi menarik.

Ekspektasi investor soal suku bunga pada rapat The Fed edisi September adalah tidak ada kenaikan atau kembali ditahan. Menurut perangkat Fedwatch, 80% investor yakin Powell akan menahan suku bunga meskipun ada peluang kembali naik setelahnya.

Selain itu, pelaku pasar di dalam negeri juga masih merespons langkah BI kembali menahan suku bunga acuannya.

BI memutuskan untuk kembali mempertahankan suku bunga acuannya di level 5,75%. Hal ini sesuai dengan konsensus CNBC Indonesia yang memproyeksikan BI akan menahan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR).

Saat ini, pelaku pasar di dalam negeri menanti rilis data inflasi terbaru Indonesia pada periode Agustus 2023. Inflasi RI pada Agustus 2023 diprediksi naik menjadi 3,32% secara tahunan (year-on-year/yoy), dari sebelumnya pada Juli lalu sebesar 3,08%.

Namun secara bulanan (month-to-month/mtm), inflasi RI pada Agustus 2023 diprediksi turun menjadi 0,1%, dari sebelumnya sebesar 0,21% pada Juli lalu.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Kontraktor Tambang Royaltama Mulia IPO, Cari Duit Rp 112,5 M

(mkh/mkh)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts