Mahal! Korporasi Malas Terbitkan Surat Utang

Jakarta, CNBC Indonesia – Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mencatatkan penerbitan surat utang di Indonesia turun 36,77% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 45,99 triliun pada semester I/2023.

Read More

Sektor yang paling banyak menerbitkan surat utang pada semester pertama adalah multifinance dengan capaian sebesar Rp15,11 triliun. Angka ini didominasi oleh obligasi atau bonds sebesar Rp13,6 triliun dan sukuk sebesar Rp1,5 triliun.

Sementara itu, sektor modal ventura menjadi yang paling sedikit meluncurkan surat utang. Secara rinci, penerbitan surat utang nasionalnya pada semester I/2023 berkisar di angka Rp240 miliar.

Menurut, Kepala Divisi Pemeringkatan Korporasi Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Niken Indriasih faktor eksternal maupun internal berperan bagi penurunan surat utang tersebut.

Pertama, Niken menyatakan bahwa ketidakpastian global akibat ketegangan politik masih menjadi alasan keengganan para pelaku usaha menerbitkan surat utang. Sementara alasan kedua adalah kekhawatiran inflasi yang membuat The Fed cenderung menaikkan suku bunganya.

Setali tiga uang, Chief Economist Pefindo Suhindarto mengatakan, pemerintah Indonesia pun telah menaikkan suku bunga acuan Bank Indonesia ke level yang relatif tinggi, yakni mencapai 5,75% pada semester 1 2023. 

Hal tersebut menyebabkan biaya yang harus dikeluarkan korporasi untuk menerbitkan surat utang relatif mahal. “Pasalnya, biaya untuk menerbitkan surat utang menjadi lebih mahal dibandingkan dengan semester I/2022 yang mana tingkat suku bunga acuan hanya di 3,5%. Ini membuat perusahaan menunda penerbitan surat utangnya. ” ucap Suhindarto, pada paparan publik Pefindo, Selasa, (18/7/2023).

Selain suku bunga, harga komoditas dinilai mengalami koreksi. Hal ini menyebabkan kebutuhan modal kerja tidak begitu besar dari tahun lalu.

Pefindo juga melihat bahwa sentimen politik sedikit banyak berpengaruh pada penurunan surat utang di paruh pertama tahun 2023. Nefi mengatakan, perusahaan cenderung masih wait and see, untuk mempertimbakang keberlanjutan surat utang di tengah ketidakpastian pemilu.

“Dari pelaku pasar sedikit pengen melihat kontestannya dan program-programnya. Ini yang sedikit banyak memengaruhi surat utang di 2023 ini,” ucap Nikken.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Bantu APBN, BI Beli Surat Utang Pemerintah Rp1.104,8 Triliun

(mkh/mkh)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts