Manajer Investasi Asing Bocorkan Pilihan di Pilpres 2024

Jakarta, CNBC Indonesia – Schroders Indonesia menilai dampak pemilihan presiden (Pilpres) akan terasa pada 2025. Maka, penting untuk calon pemilih melihat kebijakan presiden di sektor ekonomi karena dampaknya bisa mulai dirasakan langsung satu tahun setelah pesta demokrasi.

“Kebijakan new president itu tidak akan berpengaruh di tahun 2024, tapi akan berpengaruh di tahun 2025,” ujar CEO Schroders Indonesia Michael T. Tjoajadi saat ditemui wartawan di Jakarta, Jumat, (19/1/2024).

Meski begitu, ia mengatakan, kebijakan calon presiden bisa dilihat dari sekarang melalui visi misinya. Visi soal pertumbuhan ekonomi pun akan memberi efek domino ke dana kelolaan investasi, termasuk instrumen reksadana.

Michael menjabarkan, ada sejumlah faktor yang bisa dilihat untuk mengukur pertumbuhan ekonomi berdasarkan kebijakan pemerintah. Pertama bisa dilihat dari target Incremental Capital Output Ratio (ICOR) masing-masing pasangan calon.

“ICOR itu penting karena itu berhubungan kepada pertumbuhan Gross Domestic Product (GDP). Dan pertumbuhan GDP akan mempengaruhi earningmu,” ungkapnya.

Kedua, melihat dari target tax rate dan tax penetration. Ketiga, strategi penyediaan lapangan kerjanya, berapa target penciptaan lapangan kerja bagi masyarakat produktif Indonesia.

“Lalu, bagaimana kebijakan banking untuk membantu UMKM? Bagaimana infrastruktur? Bagaimana kalau ada IKN misalnya? Bagaimana funding kebijakan-kebijakan itu? Dan itu yang akan nantinya memengaruhi ekonomi,” lanjut Michael.

Terkait proyeksi industri reksadana, Michael sendiri menilai, Schroders Indonesia memperkirakan pertumbuhan dana kelolaan hanya akan tumbuh di bawah 10% pada 2024.

Meski proyeksi pertumbuhannya tidak lebih dari 10%, Michael mengatakan saat ini, Schroders memiliki total aset sekitar Rp77 triliun, maka jika pertumbuhan 10%, asetnya akan bertambah Rp7 triliun.

“Saya bilang di bawah 10%. Dari 0 sampai 10 [pertumbuhan dana kelolaan],” katanya.

[Gambas:Video CNBC]

(mkh/mkh)