Mantap! Rupiah Menguat Lagi ke Rp15.610 per Dolar


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Pasar keuangan terutama dari nilai tukar rupiah dalam melawan dolar Amerika Serikat (AS) dibuka sumringah pada hari ini, Jumat (8/3/2024).

Melansir data Refinitiv, rupiah dibuka menguat 0,26% menjadi Rp15.610/US$. Jika nanti ditutup menguat kembali, apresiasi rupiah ini melanjutkan penguatan selama tiga hari beruntun.


Menguat-nya rupiah disinyalir berkat respon positif pelaku pasar dari rilis data pekerjaan AS terbaru yang mulai mendingin, surplus neraca dagang China, hingga cadangan devisa RI yang masih memadai.

Pada Kamis malam, Biro Ketenagakerjaan AS merilis data pekerjaan terbaru yang dapat menjadi perhitungan dalam memprediksi pemangkasan suku bunga The Fed.

Jumlah orang yang mengklaim tunjangan pengangguran di AS adalah 217 ribu pada pekan yang berakhir 2 Maret 2024, tidak berubah dari tingkat revisi minggu sebelumnya dan di atas ekspektasi pasar sebesar 215 ribu.

Level minggu sebelumnya direvisi naik 2K dari 215K menjadi 217K. Sementara itu, klaim pengangguran berkelanjutan naik sebesar 8 ribu menjadi 1906 ribu pada minggu sebelumnya, tertinggi sejak November, dan di atas ekspektasi pasar sebesar 1889 ribu. Rata-rata pergerakan 4 minggu turun 750 menjadi 212,25 ribu

Angka dari jumlah klaim pengangguran yang meningkat akan menjadi sentimen baik karena dipandang menjadi ‘pelicin’ The Fed untuk menurunkan suku bunga segera.

Berikutnya, ada sentimen positif juga dari China terkait dengan surplus neraca dagang yang melonjak.

Sepanjang Januari – Februari 2024, neraca dagang sang Naga Asia ini tercatat surplus US$ 1215,16 miliar.

Nilai tersebut melonjak signifikan dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 103,8 miliar dan melampaui perkiraan pasar sebesar US$ 103,7 miliar.

Surplus neraca dagang China disinyalir karena ekspor meningkat lebih besar dibandingkan impor. Ekspor tumbuh sebesar 7,1%, mengalahkan ekspektasi pertumbuhan 1,9%, sementara impor naik 3,5%, dibandingkan ekspektasi pasar yang memperkirakan kenaikan 1,5%

Posisi China sebagai partner dagang RI terbesar, pertumbuhan baik dari sisi ekspor-impor tentu akan menguntungkan. Pasalnya, siklus perdagangan menjadi lebih lancar dan memberikan inflow ke RI.

Dari sisi domestik, rupiah menguat di tengah posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Februari 2024 sebesar US$ 144 miliar. Realisasi ini turun dibandingkan posisi pada akhir Januari 2024 sebesar US$ 145,1 miliar.

Berdasarkan siaran pers Bank Indonesia, Kamis (7/3/2024) penurunan posisi cadangan devisa tersebut antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,5 bulan impor atau 6,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

CNBC INDONESIA RESEARCH 

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Rupiah Melemah Lagi, Kabar Gembira dari AS Kurang Ampuh

(tsn/tsn)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts