Menthobi (MKTR) Produksi Pupuk 5 Ton per Jam, Ini Rahasianya

Jakarta, CNBC Indonesia – PT Menthobi Karyatama Raya Tbk (MKTR) baru saja mengoperasikan pabrik terbarunya. Fasilitas yang dioperasikan entitas anak perusahaan yaitu PT Menthobi Hijau Lestari (MHL) ini mengolah limbah padat dan cair menjadi pupuk organik dan pupuk hayati dengan kapasitas 3 sampai 5 ton per jam.

Read More

“Iya MKTR melalui MHL baru saja memulai operasi pabrik baru pada awal Juli 2023 untuk menghasilkan pupuk organik dan hayati padat baik curah maupun granul memanfaatkan limbah dari kegiatan pengolahan kelapa sawit,” ucap Direktur Utama MKTR, Harry M. Nadir, saat dikonfirmasi terkait pembangunan kapasitas produksi terbarunya itu.

Pembangunan fasilitas terbaru tersebut sesuai janji MKTR saat Initial Public Offering (IPO) pada 4 November 2022. 

Pabrik terbaru seluas 2,5 hektar di Lamandau, Kalimantan Tengah, ini akan beroperasi sekitar 8 jam per hari. Mengolah limbah sebanyak 120 ton jankos, 360 ton limbah cair, 30 ton limbah solid, dan 5 ton abu boiler per harinya.

Dengan demikian maka akan menghasilkan antara 24 ton sampai 40 ton pupuk per hari. “Belum banyak company plantation yang mengolah limbah cair maupun limbah padatnya,” tegasnya.

Padahal, menurut Harry, pengolahan limbah menjadi barang bernilai seperti pupuk organik sangat penting. Selain menyelesaikan persoalan lingkungan juga membantu petani mengatasi salah satu persoalan utama yang sudah terjadi sejak lama yaitu ketersediaan serta harga pupuk yang tinggi.

“Potensi harga pupuk kimia ke depan akan terus meningkat. Semakin mahal. Sementara mengharapkan pupuk subsidi mungkin juga kurang tepat karena berkaitan dengan sistem dan masalah distribusinya kepada para petani,” Harry memaparkan.

Maka pupuk organik dan hayati hasil pabrik barunya akan diprioritaskan untuk membantu para petani mitra di lingkungan wilayah operasional MKTR. “Iya para petani mitra kami akan mendapatkan privilege untuk menggunakan pupuk berkualitas yang dihasilkan dari pabrik baru ini dengan berbagai kemudahan yang kami berikan,” jelas Harry.

Dari situ, kehadiran fasilitas terbaru ini akan memberikan nilai tambah sekaligus semakin memperlihatkan keunikan MKTR sebagai perusahaan perkebunan yang mampu mengolah limbah menjadi produk bermanfaat bagi para petani.

Dari langkah ini juga diharapkan MKTR mendapatkan loyalitas kemitraan dari petani di lingkungan sekitar untuk memerioritaskan penjualan hasil taninya ke pabrik perusahaan. Sebab pada saat yang sama, MKTR saat ini sedang dalam proses peningkatan kapasitas pabrik produksi kelapa sawitnya.

Tahap selanjutnya, produk pupuk dengan merek dagang Green Grow yang saat ini sudah terdaftar di Kemenkum HAM itu akan turut berkontribusi terhadap pendapatan MKTR. “Secara jangka panjang kontribusinya akan cukup signifikan terhadap pendapatan perusahaan,” kata Harry.

Seperti diketahui, MKTR saat IPO melepas 2,5 miliar saham atau 20,83% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dengan harga Rp 120 per saham sehingga meraih pendanaan sebesar Rp 300 miliar. Sebesar 95,01% di antaranya digunakan untuk penyertaan saham dengan rincian sekitar 6,67%-nya kepada MHL.

Dari penyertaan kepada MHL tersebut, sekitar 5%-nya atau setara antara Rp15 miliar sampai Rp20 miliar kemudian digunakan untuk pembangunan fasilitas pengelolaan limbah menjadi pupuk untuk menunjang kegiatan usaha MHL

[Gambas:Video CNBC]

(Zefanya Aprilia/ayh)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts