Nah Lho! Laba ICBP Digerogoti Beban Utang Akuisisi Pinehill

Jakarta, CNBC IndonesiaBeban bunga utang untuk akuisisi ambisius Pinehill menggerogoti perolehan laba PT Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP).

Untuk mengakuisisi Pinehill pada Agustus 2020, ICBP mengajukan pinjaman sindikasi sebesar US$2.050 juta untuk jangka waktu 5 tahun yang diberikan tanpa jaminan.

Setelah itu ICBP mencatatkan penerbitan obligasi global dalam denominasi dolar senilai US$ 1,75 miliar atau setara dengan Rp 25 triliun (kurs Rp 14.300/US$) di Bursa Efek Singapura (SGX) untuk membiayai pembayaran kembali sebagian pinjaman bank sehubungan dengan akuisisi Pinehill Company Limited.

Akibatnya beban keuangan yang ditanggung begitu besar yakni Rp4,25 triliun pada periode Januari hingga September 2022. Naik 221,35% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Jumlahnya bahkan hampir sama dengan beban beban penjualan dan distribusi yakni Rp5,3 triliun.

Berdasarkan struktur biaya dan beban dalam laporan laba rugi, beban keuangan yang ditanggung ICBP setara 9,27% dari seluruh beban atau 58% dari jumlah beban operasional.

Padahal performa top line ICBP bisa dikatakan apik. Pendapatan ICBP tercatat senilai Rp48,91 triliun. Jumlah tersebut naik 14,75% dari perolehan pendapatan sembilan bulan 2021 yakni sebesar Rp42,62 triliun.

Pun dengan laba kotor ICB yang meningkat menjadi Rp15,99 triliun per September 2022 dari periode tahun sebelumnya Rp15,53 triliun.

Meskipun ada tekanan dari tingginya harga bahan baku gandum, ICBP pun masih mampu meraih margin laba kotor di atas 30%. Tepatnya 32,69%.

Laba usaha ICBP pun tercatat lebih tinggi 8,24% menjadi Rp9,55 triliun dibandingkan raihan laba usaha pada periode sebelumnya yakni Rp8,82 triliun.

Namun beban keuangan yang tinggi membuat laba pada periode Januari-September 2022, laba bersih ICBP tercatat anjlok 33,41% dibandingkan periode yang sama 2021 menjadi Rp3,66 triliun.

Hal ini akan mempengaruhi jumlah dividen yang diberikan kepada investor, berpotensi akan semakin sedikit.

Dengan asumsi rasio pembayaran 40% berdasarkan historis dan laba per saham yang disetahunkan pada 2022 mencapai Rp485 berdasarkan konsensus Refinitiv maka DPR dengan tahun buku 2022 adalah sebesar Rp194 per saham. Jumlah ini turun dari dividen Rp215 per saham.

 

Beban Keuangan Meroket

Menurut catatan laporan kinerja keuangan ICBP pada periode Januari hingga September 2022, beban keuangan yang dicatat perusahaan terdiri dari beberapa akun.

Rugi neto atas selisih nilai tukar mata uang asing dari aktivitas pendanaan menjadi yang terbesar yakni senilai Rp2,7 triliun. Jumlah ini bertumbuh secara eksponensial dari periode sebelumnya hanya Rp197,96 miliar.

Peningkatan drastis ini karena nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing yang melemah. 

Pada tanggal 30 September 2022, nilai tukar yang digunakan untuk 1 Dolar Amerika Serikat (“US$”) adalah sebesar Rp15.247 (angka penuh) 31 Desember 2021: Rp14.269 (angka penuh).

Sementara itu juga karena peningkatan aktivitas pendanaan yakni pembayaran utang yang besar.

Menurut catatan arus kas aktivitas pendanaan, perusahaan melakukan pembayaran liabilitas jangka pendek lainnya sebesar Rp9,33 triliun dan pembayaran utang bank jangka pendek sebesar Rp2,5 triliun.

Perlu diketahui perusahaan memiliki pinjaman, penjualan ekspor dan beberapa pembelian utamanya dilakukan dalam mata uang asing sehingga harganya secara signifikan dipengaruhi oleh pergerakan harga acuan dalam mata uang asing.

Selain itu beban bunga dan beban bank tercatat US$1,55 triliun. Jumlah ini naik sekitar Rp400 miliar dari periode tahun sebelumnya sebesar Rp1,11 triliun.

Melihat laporan posisi keuangan ICBP memiliki beban utang obligasi dengan tempo jangka panjang yang besarnya mencapai 72,25% dari total liabilitas perusahaan. Utang ini terkait dengan akuisisi Pinehill.

Akibatnya rasio utang dibandingkan dengan ekuitas (DER) melonjak menjadi 80% per September 2022 dari posisi sebelum akuisisi pada 2019 sebesar 8,8%. Artinya melonjak hingga 10 kali.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


Artikel Selanjutnya


Anthoni Salim Akui Ekonomi Sulit, Laba ICBP Turun 33%


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts