OPEC Beri Sinyal Buruk, Harga Minyak Mentah Anjlok 3%


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga minyak mentah dunia dibuka beragam pada perdagangan hari ini Jumat (1/12/2023) setelah meeting OPEC+ selesai.

Harga minyak mentah WTI dibuka lebih rendah 0,49% di posisi US$75,59 per barel, sementara harga minyak mentah brent dibuka menguat 0,46% ke posisi US$80,76 per barel.


Pada perdagangan Kamis (30/11/2023), harga minyak mentah WTI ditutup anjlok 2,44% di posisi US$75,96 per barel, begitu juga dengan minyak mentah brent ditutup terjun 3% ke posisi US$80,39 per barel.

Harga minyak turun lebih dari 2% pada perdagangan Kamis setelah produsen OPEC+ menyetujui pengurangan produksi minyak secara sukarela untuk kuartal pertama tahun depan yang jauh dari ekspektasi pasar.

Arab Saudi, Rusia, dan anggota OPEC+ lainnya, yang memproduksi lebih dari 40% minyak dunia, menyetujui pengurangan produksi sukarela mendekati 2 juta barel per hari (bph) pada kuartal pertama tahun 2024.

Setidaknya 1,3 juta barel per hari dari pemotongan tersebut merupakan perpanjangan dari pembatasan sukarela yang sudah dilakukan Arab Saudi dan Rusia. Sebelumnya, para delegasi mengatakan pengurangan tambahan baru yang sedang dibahas adalah sebesar 2 juta barel per hari.

“Untuk saat ini, hasilnya tidak sesuai dengan harapan dalam beberapa hari terakhir,” ujar Callum MacPherson, kepala komoditas di Investec.
Sifat sukarela dari pemotongan tersebut membuat investor bingung.

“Dari apa yang kami lihat sejauh ini, angka ini tampak seperti angka yang sangat tipis yaitu sekitar 600.000-700.000 barel per hari (bpd) vs tingkat yang direncanakan pada Kuartal 4 tahun 2023,” ucap James Davis dari FGE.

“Ini bisa saja merupakan pengurangan aktual sekitar 500.000 barel per hari dibandingkan dengan kuartal keempat. Ini mungkin hanya cukup untuk menjaga keseimbangan pasar di kuartal pertama saja.”

Arab Saudi, Rusia, Kuwait, Kazakhstan dan Aljazair termasuk di antara produsen yang mengatakan pengurangan produksi akan dibatalkan secara bertahap setelah kuartal pertama, jika kondisi pasar memungkinkan.

Pertemuan tersebut, yang diadakan pada hari yang sama dengan pertemuan para pemimpin global di Dubai untuk menghadiri konferensi iklim PBB, awalnya dijadwalkan pada minggu lalu tetapi ditunda karena ketidaksepakatan mengenai kuota produksi untuk produsen di Afrika.

OPEC+ juga mengundang Brasil, yang merupakan 10 produsen minyak terbesar, untuk menjadi anggota kelompok tersebut. Menteri Energi negara tersebut mengatakan pihaknya berharap dapat bergabung pada bulan Januari.

Sementara itu produksi minyak mentah di AS, produsen utama dunia, terus tumbuh, naik 1,7% pada bulan September ke rekor bulanan 13,24 juta barel per hari, menurut Badan Informasi Energi (EIA).

Produksi minyak mentah di Texas turun 0,1% menjadi 5,57 juta barel per hari, terendah sejak Juli dan penurunan produksi pertama di negara bagian itu sejak April, menurut EIA.

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


AS Akan Beri Sanksi Iran, Minyak Anjlok 4%

(mae/mae)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts