Pakar Wall Street Warning Perang Gaza Picu Resesi Global

Jakarta, CNBC Indonesia – Krisis kemanusiaan yang terjadi di Timur Tengah dapat memicu resesi global. Ini menambah tantangan besar perekonomian dunia yang sudah berada dalam situasi genting.

Read More

Hal ini diperingatkan oleh dua pakar besar di Wall Street. Di antaranya CEO BlackRock Larry Fink dan CEO JP Morgan Jamie Dimon.

“Risiko geopolitik adalah komponen utama dalam membentuk seluruh kehidupan kita. Kita mengalami peningkatan ketakutan di seluruh dunia, dan berkurangnya harapan,” kata Fink dalam sebuah wawancara dengan Sunday Times, sebagaimana dikutip The Guardian, Senin (6/11/2023).

“Meningkatnya ketakutan menciptakan penarikan diri dari konsumsi atau belanja lebih banyak. Jadi ketakutan menciptakan resesi dalam jangka panjang, dan jika kita terus meningkatkan ketakutan, kemungkinan terjadinya resesi di Eropa akan semakin besar dan kemungkinan terjadinya resesi di Amerika Serikat (AS) akan semakin besar,” tegasnya.

Jamie Dimon juga mengatakan hal senada. Kepada surat kabar yang sama, ia menyebut kombinasi perang Israel terhadap Hamas dan invasi Rusia ke Ukraina “cukup menakutkan dan tidak dapat diprediksi”.

“Apa yang terjadi di bidang geopolitik saat ini adalah hal terpenting bagi masa depan dunia- kebebasan, demokrasi, pangan, energi, imigrasi,” katanya dimuat laman yang sama.

Komentar tersebut muncul tiga minggu setelah pernyataan apokaliptik serupa dari Dimon, yang merupakan salah satu pemodal paling terkenal di dunia. Bulan lalu, ia memperingatkan bahwa ini adalah “masa paling berbahaya yang pernah terjadi di dunia dalam beberapa dekade terakhir”.

Hal ini terjadi karena meningkatnya konflik yang berpotensi memiliki “dampak luas” terhadap harga energi, biaya pangan, perdagangan internasional dan hubungan diplomatik.

Sentimen negatif Wall Street terhadap perekonomian global juga bergema di tempat lain. Salah satu alasan mengapa konflik antara Israel dan Hamas dipandang sebagai ancaman ekonomi global adalah ketergantungan dunia pada minyak di wilayah tersebut, yang menguasai sepertiga pasar minyak. 

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Investor Khawatir Resesi Lagi, Wall Street Dibuka Kebakaran

(sef/sef)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts