Pasar Respons Positif Data Ekonomi RI, Rupiah Menguat Rp15.750/US$


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pasca Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi umum Januari 2024 lebih rendah dari periode Desember 2023 dan aktivitas manufaktur Indonesia terus ekspansif.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah dibuka menguat 0,06% di angka Rp15.750/US$. Kemudian tidak sampai dua menit, rupiah kembali terapresiasi hingga ke posisi Rp15.735/US$.

Sementara indeks dolar AS (DXY) pada pukul 8.52 WIB stagnan di angka 103,05. Angka ini sama dengan penutupan perdagangan kemarin (1/2/2024).

Kemarin BPS telah mengumumkan bahwa inflasi Indonesia tercatat di bawah periode Desember 2023, tepatnya sebesar 2,57% year on year/yoy pada periode Januari 2024 dan 0,04% (month to month).

Berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi tahunan terbesar terjadi pada kelompok makanan minuman dan tembakau sebesar 5,84% dan memberi andil inflasi 1,63% terhadap inflasi umum.

Inflasi tahunan pada Januari 2024 terjadi pada seluruh komponen. Inflasi inti tercatat sebesar 1,68% dengan andil 1,08%. Komoditas yang dominan beri andil inflasi antar lain adalah emas, emas perhiasan, gula pasir, biaya kontraksi, rumah biaya sewa rumah dan nasi dengan lauk pauk.

Angka ini cenderung mirip dengan konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia dari 12 institusi.

Sebagai informasi, konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 12 institusi memperkirakan inflasi Januari 2024 akan mencapai 0,29% dibandingkan bulan sebelumnya (mtm). Hasil polling juga memperkirakan inflasi (year on year/yoy) akan berada di angka 2,53% pada bulan ini. Inflasi inti (yoy) diperkirakan mencapai 1,73%.

Inflasi yang melandai dan cenderung sama dengan konsensus ini memberikan angin segar bagi pasar karena sesuai ekspektasi dan menandakan bahwa kenaikan harga barang pada Januari 2024 ini cenderung sesuai dengan target Bank Indonesia (BI) yakni 1,5-3,5% di 2024.

Selain itu, diketahui aktivitas manufaktur Indonesia kembali mencatat kinerja positif pada awal 2024. Data Purchasing Managers’ Index (PMI) yang dirilis S&P Global hari kemarin menunjukkan aktivitas manufaktur naik di tengah meningkatnya pesanan baru.

PMI manufaktur Indonesia naik tipis ke angka 52,9 pada Januari 2024. Angka ini menjadi yang tertinggi dalam lima bulan terakhir atau sejak Agustus 2023, termasuk dibandingkan Desember 2023 (52,2).

Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas manufaktur tetap tinggi meski ada kekhawatiran menjelang pemilihan umum (pemilu) dan pemilihan presiden (pilpres) 2024 pada 10 Februari mendatang.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Pelaku Pasar Masih Gamang, Dolar AS Balik Lagi ke Rp15.500

(rev/rev)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts