PDB Singapura Tumbuh 2,7% di Q1-2024, Ada Efek Konser Taylor Swift?


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Perekonomian Singapura tumbuh lebih lambat dari perkiraan pada kuartal pertama, berdasarkan data awal yang dirilis pada hari ini. Hal itu disebabkan oleh sektor manufaktur yang sedang kesulitan terbebani pengeluaran pariwisata dari berbagai acara termasuk konser Taylor Swift.

Sekadar catatan, kinerja perekonomian Singapura sering dipandang sebagai barometer lingkungan global karena ketergantungannya pada perdagangan internasional.

Mengutip AFP, produk domestik bruto Singapura tumbuh 2,7%, menurut Kementerian Perdagangan. Pertumbuhan itu lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya namun lebih lemah dari proyeksi 3,0% dalam jajak pendapat para ekonom. Secara kuartalan, ekonomi Singapura hanya tumbuh 0,1%.

Estimasi awal itu sebagian besar dihitung berdasarkan data pada bulan Januari dan Februari dan dapat direvisi ketika angka pada bulan Maret keluar.

Adapun sektor manufaktur, pilar ekonomi yang bergantung pada perdagangan, tumbuh 0,8% dalam setahun dan terkontraksi 2,9% pada kuartal IV-2023. Sektor jasa, yang mencakup akomodasi dan makanan, tumbuh 2,9%.

“Kemungkinan besar, banyaknya konser yang menarik banyak pengunjung internasional ke Singapura, memang memberikan dorongan sementara pada industri yang berhubungan dengan konsumen, yaitu kegiatan yang berhubungan dengan perhotelan dan hiburan,” kata Selena Ling, kepala ekonom OCBC, dikutip dari AFP, Kamis (12/4/2024).

Swift hanya tampil di Singapura pada bulan Maret untuk Eras Tour-nya di Asia Tenggara. Sementara Coldplay tampil di bulan Januari. Kemudian, pameran dirgantara dan pertahanan Singapore Airshow, yang terbesar di Asia, diadakan pada bulan Februari.

Ekonom veteran Song Seng Wun memperkirakan akan terjadi “penyesuaian ke atas” terhadap keseluruhan pertumbuhan kuartal pertama ketika dampak dari konser Swift diperhitungkan sepenuhnya.

Mungkin juga ada “efek limpahan” pada bulan Maret dari pengeluaran Singapore Airshow, tambah ekonom dari perusahaan jasa keuangan CGS International Singapura itu. “Intinya adalah perekonomian masih dalam tahap pemulihan pascapandemi,” katanya kepada AFP.

Dalam pengumuman terpisah, Otoritas Moneter Singapura mempertahankan kebijakan moneternya tidak berubah untuk keempat kalinya berturut-turut. Otoritas mengatakan pihaknya perlu menjaga inflasi tetap terkendali.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


QRIS Resmi Berlaku di Singapura, Ini Cara Pakainya!

(miq/miq)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts