Penjualan Batu Bara Turun, Laba Adaro Jadi Rp 25,76 T


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Emiten tambang batu bara PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) mencatatkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$1,64 miliar (Rp25,76 triliun) sepanjang 2023. Jumlah ini turun 34,16% secara tahunan (yoy) dari periode yang sama setahun sebelumnya sebesar US$2,49 miliar (Rp39,12 triliun).

Penurunan kinerja bottom line ini tidak terlepas dari penurunan kinerja top line yang mana pendapatan usaha tercatat turun 19,56% yoy menjadi US$6,51 miliar (Rp 102,29 triliun) pada akhir periode Desember 2023.

Berdasarkan laporan keuangan ADRO, penjualan batu bara baik ekspor dan domestik turun menjadi US$5,2 miliar (23,94% yoy) dan US$825,36 juta (5,81% yoy). Sementara itu, jasa pertambangan naik 18,85% yoy menjadi US$140,82 miliar.

Sementara itu, beban pokok pendapatan naik 15,38% yoy menjadi US$3,98 miliar dari yang setahun sebelumnya sebesar US$3,45 miliar pada kuartal IV-2023. Biaya keuangan pun naik 16,89% yoy menjadi US$109,40 miliar.

Sementara itu, beban lain-lain neto sebesar US$37,84 juta pada akhir tahun lalu, berbalik pendapatan lain-lain neto US$30,86 juta pada akhir tahun 2022. Maka, laba usaha turun 50% menjadi US$2,15 miliar pada tahun 2023, dari yang setahun sebelumnya sebesar US$4,30 miliar.

Lebih lanjut, total aset per akhir Desember 2023 turun 3% menjadi US$10,47 miliar dibandingkan US$10,78 miliar pada periode yang sama setahun sebelumnya.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Laba dan Pendapatan ADRO Ambles, Ini Penjelasan Boy Thohir

(mkh/mkh)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts