Persediaan Melimpah AS & Permintaan Lesu Tekan Harga Minyak


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia Harga minyak berusaha menguat pada perdagangan awal pagi hari ini setelah kejatuhan 2% pada sesi intraday pada perdagangan sebelumnya, sebelum ditutup melemah lebih rendah. Anjloknya perdagangan kemarin karena persediaan bahan bakar AS yang meningkat secara besar-besaran.

Pada pembukaan perdagangan hari ini Jumat (5/1/2024), harga minyak mentah WTI dibuka menguat 0,29% di posisi US$72,4 per barel, begitu juga dengan harga minyak mentah brent dibuka lebih tinggi atau naik 0,15% ke posisi US$77,71 per barel.

Pada perdagangan Kamis (4/1/2024), harga minyak mentah WTI ditutup melemah 0,70% di posisi US$72,19 per barel, begitu juga dengan harga minyak mentah brent ditutup turun 0,84% ke posisi US$77,59 per barel.


Minyak berakhir lebih rendah pada perdagangan Kamis dalam sesi yang berombak. Bahkan dalam sesi intraday, kedua benchmark minyak sempat anjlok sebesar 2% sebelum ditutup lebih rendah. Kejatuhan harga minyak karena peningkatan stok bensin dan sulingan mingguan secara besar-besaran menutupi penurunan stok minyak mentah yang lebih besar dari perkiraan.

Permintaan bahan bakar yang rendah dan peningkatan persediaan yang besar berdasarkan data dari Administrasi Informasi Energi AS membebani harga.

Stok bensin naik 10,9 juta barel menjadi 237 juta barel, kenaikan mingguan tertinggi dalam lebih dari 30 tahun.

Stok sulingan minggu lalu naik 10,1 juta barel menjadi 125,9 juta barel. Pasokan produk sulingan, yang mewakili permintaan, turun ke level terendah sejak 1999, menurut data EIA.

“Wilayah utama di Timur Laut masih menunjukkan suhu yang relatif sejuk hingga minggu ke-3 bulan ini yang kemungkinan akan membatasi kenaikan jumlah diesel,” menurut Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates LLC di Galena, Illinois, dilansir dari Reuters.

Sementara persediaan minyak mentah berkurang 5,5 juta barel dalam seminggu, berdasarkan data EIA. Sebagian besar mencerminkan gangguan pengiriman di Laut Merah, menurut Bob Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho.

“Situasi di Laut Merah telah memaksa banyak penyuling dan pembeli minyak mentah untuk pergi ke Amerika Serikat dibandingkan mengarungi kapal mereka mengelilingi Tanduk Afrika,” tambah Yawger.

Kekhawatiran pengiriman masih ada setelah kelompok Houthi di Yaman yang didukung Iran pada hari Rabu mengatakan mereka telah “menargetkan” sebuah kapal kontainer yang menuju Israel. Komando Pusat AS mengatakan kelompok militan tersebut telah menembakkan dua rudal balistik anti-kapal di selatan Laut Merah pada hari sebelumnya.

Data ekonomi yang suram mengirim harga lebih rendah di awal sesi. Aktivitas bisnis zona Euro menyusut pada bulan Desember. Inflasi Jerman meningkat, kemungkinan memberikan argumen kepada Bank Sentral Eropa untuk mempertahankan suku bunga tetap stabil untuk beberapa waktu.

Kedua benchmark minyak tersebut naik sekitar 3% pada hari Rabu dan menetap lebih tinggi untuk pertama kalinya dalam lima hari. Harga minyak juga mendapat dukungan dari data American Petroleum Institute yang menunjukkan stok minyak mentah turun 7,4 juta barel, dua kali lipat dari perkiraan penurunan.

Pada hari Rabu, dua ledakan menewaskan hampir 100 orang dan melukai banyak orang pada sebuah upacara di Iran untuk memperingati komandan Qassem Soleimani, yang terbunuh oleh pesawat tak berawak AS pada tahun 2020. Iran telah bersumpah untuk membalas dendam.

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Investor Was-was Ekonomi China Memburuk, Minyak Dunia Lesu

(fsd/fsd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts