Pertemuan OPEC Ditunda, Harga Minyak Dunia Anjlok


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga minyak mentah dunia kompak dibuka melemah pada perdagangan hari ini Kamis (23/11/2023) karena OPEC+ menunda pertemuan mereka.

Harga minyak mentah WTI dibuka lebih rendah 0,40% di posisi US$76,79 per barel, begitu juga dengan minyak mentah brent dibuka melemah 0,44% ke posisi US$81,6 per barel.


Pada perdagangan Rabu (22/11/2023), harga minyak mentah WTI ditutup turun 0,86% di posisi US$77,1 per barel, begitu juga dengan minyak mentah brent ditutup jatuh 0,59% ke posisi US$81,96 per barel.

Harga minyak turun hampir 1% dalam sesi yang bergejolak pada perdagangan Rabu karena produsen OPEC+ secara tak terduga menunda pertemuan mengenai pengurangan produksi, sehingga menimbulkan pertanyaan tentang pasokan minyak mentah global.

OPEC+ menunda pertemuan tersebut, yang semula dijadwalkan pada 26 November, menjadi 30 November, dalam sebuah pernyataan, sebuah informasi yang mengejutkan mendorong harga turun tajam di awal perdagangan kemarin. Kelompok tersebut diperkirakan akan mendiskusikan apakah akan memperluas pengurangan produksi minyak.

Harga kembali bangkit setelah adanya berita bahwa perselisihan tersebut terkait dengan negara-negara Afrika, yang merupakan salah satu produsen kecil dalam kelompok tersebut, dan bukan eksportir minyak terbesar.

Beberapa pedagang juga menunjuk pada rendahnya likuiditas menjelang liburan Thanksgiving di Amerika Serikat (AS).

Pertemuan OPEC+, yang mencakup produsen utama Arab Saudi, Rusia dan sekutu lainnya serta anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), diperkirakan akan mempertimbangkan perubahan lebih lanjut terhadap kesepakatan yang sudah membatasi pasokan hingga tahun 2024, menurut analis dan sumber OPEC+.

Penundaan tersebut memicu kekhawatiran bahwa akan lebih banyak produksi yang dapat dilakukan dari produsen minyak dalam beberapa bulan mendatang, ujar Dennis Kissler, wakil presiden senior perdagangan di BOK Financial.

Peningkatan persediaan juga menekan harga lebih rendah pada perdagangan Rabu pagi kemarin, tambahnya.

Persediaan minyak mentah AS naik 8,7 juta barel pada pekan lalu karena impor yang lebih tinggi, menurut Badan Informasi Energi (EIA).

Dolar AS bangkit kembali dari level terendah 2 1/2 bulan setelah data ekonomi menunjukkan klaim pengangguran yang lebih rendah. Kenaikan greenback membuat minyak dalam mata uang dolar lebih mahal bagi pembeli dalam mata uang lainnya.

Kedua patokan minyak mentah tersebut telah jatuh selama empat minggu berturut-turut.

Untuk mendukung harga, OPEC dan sekutunya tidak hanya perlu memperluas, namun juga meningkatkan pengurangan produksi, ujar John Evans dari pialang minyak PVM dalam sebuah catatan.

Awal pekan ini, panel teknis OPEC mengundang dealer pasar keuangan terkemuka untuk memberikan presentasi, yang dilihat oleh Reuters, yang menggambarkan prospek bearish untuk pasar minyak.

Bahkan jika negara-negara OPEC+ memperpanjang pengurangan produksinya hingga tahun depan, pasar minyak global akan mengalami sedikit surplus pasokan pada tahun 2024, menurut kepala divisi pasar minyak dan industri Badan Energi Internasional (IEA) pada hari Selasa.

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Bisik-bisik OPEC+ Bikin Harga Minyak Melonjak 4 Hari Beruntun

(saw/saw)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts