Potensi Gede, IFG Kelola Dana Investasi 8 Dapen BUMN!

Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan mengoptimalkan pengelolaan dana pensiun (Dapen) BUMN sehingga dapat mewujudkan kesejahteraan pegawai khususnya di masa tuanya.

Read More

IFG sebagai Ketua PMO Tim Percepatan Integrasi Pengelolaan Dana Pensiun BUMN yang ditunjuk oleh Menteri BUMN, telah melakukan kerjasama untuk pengelolaan aset investasi dana pensiun antara IFG bersama anak perusahaannya,

Dalam hal ini, PT Bahana TCW Investment Management dan 8 BUMN pendiri dana pensiun, diantaranya PT Angkasa Pura I, PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo), PT Asuransi Kerugian Jasa Raharja (Jasa Raharja), PT Nindya Karya (Persero), Perum Jasa Tirta II, Perum Peruri, PT Taspen (Persero) dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, di Financial Hall, Graha CIMB Niaga Jakarta.

Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan, BUMN selaku pendiri dana pensiun bertanggung jawab atas kelangsungan dana pensiun. Sehingga, Kementerian BUMN ingin memastikan agar pengelolaan dana pensiun tersebut dapat memberikan manfaat jangka panjang melalui pengelolaan investasi yang sehat sehingga bisa tetap dapat memenuhi hak-hak para pensiunan BUMN secara proporsional dan terukur.

Menurutnya, jika pengelolaan dana pensiun tidak dilakukan secara baik dan optimal maka akan berpotensi menjadi masalah sistemik di masa yang akan datang terhadap para pensiunan. Diharapkan jaminan kesejahteraan hari tua yang baik dapat menjamin kesejahteraan para pensiunan serta mendukung kesejahteraan keluarganya.

“Dengan latar belakang tersebut, yang ingin kami capai adalah suatu pengelolaan dana pensiun BUMN yang terbaik dalam rangka menjamin pengelolaan investasi yang sehat,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (3/1).

Pengelolaan ini, lanjutnya, termasuk juga pada pemilihan investasi yang memperhatikan secara cermat kewajiban jangka panjang serta penempatan aset pada investasi yang sesuai dengan kewajiban jangka panjang tersebut (asset-liability matching). Di samping itu, mendapatkan benefit yang sesuai dengan kesepakatan dalam perjanjian, dengan tetap memperhatikan kemampuan terukur perusahaan pendiri.

Kartika Wirjoatmodjo yang akrab disapa Tiko, juga menekankan tiga hal yang patut menjadi perhatian dalam pelaksanaan strategi pengelolaan Dapen BUMN. Pertama, secara berkala Dapen melakukan evaluasi dan asesmen atas pengelolaan aset investasi dan tingkat kesehatannya (khususnya terkait rasio kecukupan dana dan asumsi-asumsi liabilitasnya seperti asumsi mortalita).

Kedua, strategi pengelolaan investasi yang sehat dan terpercaya dikelola oleh profesional yang kompeten. Dan terakhir, peningkatan tata kelola/governance dana pensiun.

IFG melalui salah satu anak usahanya yang bergerak di bidang pengelolaan investasi, PT Bahana TCW Investment Management, akan membantu BUMN pendiri bersama dengan Dana Pensiun BUMN dalam pengelolaan investasi bersama dengan menggunakan skema Kontrak Pengelolaan Dana (KPD).

Sementara, Direktur Utama IFG Robertus Billitea mengatakan, pengelolaan investasi oleh PT Bahana TCW Investment Management diharapkan dapat memberikan nilai tambah yang baik bagi Dana Pensiun BUMN yang akan bekerja sama.

“Strategi pengelolaan investasi bersama diharapkan akan memberikan akses yang lebih besar dan skala ekonomis untuk mencari instrumen investasi terbaik di pasar dengan negosiasi harga yang lebih baik,” katanya.

Menurutnya, kehadiran PT Bahana TCW Investment Management akan mengadopsi pendekatan menyeluruh dalam pengelolaan investasi dengan mengkombinasikan metodologi investasi top-down dan bottom-up approach, serta menerapkan strategi investasi berbasis Liability Driven Investment (LDI) yang dapat memitigasi risiko liabilitas sambil mempertahankan kecukupan imbal hasil dalam pengelolaan aset jangka panjang.

“Kami berharap, penandatanganan Nota Kesepahaman Pengelolaan Aset Investasi Dana Pensiun ini menjadi langkah awal yang baik ke depannya untuk pengelolaan investasi dana pensiun yang sehat dan berkelanjutan,” tuturnya.

Sehubungan dengan instrumen investasi ini, Direktur Bisnis IFG, Pantro Pander Silitonga mengemukakan bahwa pengelolaan investasi bersama berpotensi menciptakan skala investasi yang besar yang dapat menjadi salah satu sumber pendanaan proyek-proyek infrastruktur, yang memiliki long duration, sesuai dengan nature liabilitas dana pensiun dan pada saat bersamaan juga berpotensi memberikan yield investasi yang cukup attractive.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


DPR Cecar OJK Terkait Dana Tak Bertuan Rp 39 M

(rob/ayh)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts