Punya Harta Rp 173 T, Ini Sosok Taipan Paling Misterius di Dunia


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Sky Xu adalah salah satu sosok orang terkaya di dunia. Ia merupakan nama di balik Shein, raksasa fesyen yang menjadi salah satu tujuan belanja teratas dunia.

Namun, ketika para karyawan Shein berkerumun di dalam lift di kantor perusahaan di Guangzhou pada akhir suatu hari kerja musim panas lalu, tidak ada yang memperhatikan Sky Xu. Cerita ini dibagikan Wall Street Journal akhir tahun lalu.

Pada saat itu Xu sedang bersama Frances Townsend, penasihat senior Shein. Ketika mereka meninggalkan gedung, dia berkata kepada Xu bahwa dia terkejut karena para pekerja sepertinya tidak mengenali kepala eksekutif mereka. “Itu bukan budaya kami,” Xu menjawab tanpa basa-basi.

Sebenarnya, bukan hanya karyawan Shein yang tidak mengetahui siapa Xu. Salah satu foto yang banyak digunakan dalam artikel berbahasa Mandarin tentang dirinya sebenarnya adalah foto pengusaha lain dengan nama keluarga yang sama.

Laporan di media internasional menyebutkan nama Inggrisnya sebagai Chris. Xu, yang nama Chinese-nya Xu Yangtian, terkadang menyetujuinya, bahkan tahun lalu menandatangani laporan perusahaan tentang keberlanjutan sebagai Chris Xu. Sejak saat itu, Shein telah memperjelas bahwa dia menggunakan nama Sky Xu.

Perusahaan yang dibangun Xu dari awal itu telah memikat lebih dari puluhan juta pembeli muda di Amerika Serikat (AS), Eropa, dan Amerika Latin dengan pakaian trendi yang sangat terjangkau. Saat ini, Shein sedang mempersiapkan penawaran umum perdana (IPO) di bursa AS. Pencatatan saham tersebut bisa menjadi salah satu IPO terbesar dalam beberapa tahun terakhir, dan akan mendorong Xu ke panggung global.

Investor sering kali mengharapkan CEO untuk menjadi wajah perusahaan mereka ketika mereka go public dan setelahnya, mengkomunikasikan rencana strategis mereka, melukiskan visi mereka untuk masa depan dan bertanggung jawab kepada pemegang saham. Dengan begitu, Xu mungkin tidak akan lagi menjadi anonim.

Awal Mula Mendirikan Shein

Xu dibesarkan di Zibo, sebuah kota industri yang sulit dijangkau di provinsi Shandong. Kedua orang tuanya adalah pekerja pabrik.

Pada awal tahun 2000-an, ketika dia mempelajari perdagangan internasional di Universitas Sains dan Teknologi Qingdao di Qingdao, dia memulai proyek sampingan.

Xu mempelajari sendiri optimasi mesin pencari, membeli sejumlah domain, dan membangun bisnis online yang menjadi perantara produk-produk industri buatan Tiongkok seperti gasket dengan pembeli asing.

Dia belajar pentingnya membangun hubungan dengan pabrik-pabrik kecil dan hanya mencari sumber apa yang dia tahu bisa dia jual, bukan membeli persediaan dalam jumlah besar di muka. Wawasan inilah yang kemudian ia bawa ke skala yang sangat besar melalui Shein.

Pada tahun 2008, ia dan rekannya bersama-sama mendanai Dianwei Information Technology, sebuah perusahaan e-commerce. Setahun kemudian, Xu keluar untuk memulai bisnis online baru dengan tiga mitra lainnya untuk menjual produk konsumen ke luar negeri.

Barang-barang yang ia jual mulai dari dari teko tanah liat ungu hingga kacamata. Setelah beberapa tahun melakukan trial and error, para mitra memutuskan untuk fokus pada gaun pengantin, dan menamai situs web tersebut SheInside pada tahun 2012.

Pada tahun 2015, Xu dan para co-founders, yakni Molly Miao, Maggie Gu, dan Henry Ren memperluas penawaran SheInside mulai dari gaun pengantin hingga pakaian wanita lainnya. Selain itu, mereka juga memperpendek nama situs menjadi Shein, dan meluncurkan aplikasi serupa. Platform ini dalam beberapa tahun menjadi salah satu aplikasi belanja yang paling banyak diunduh di dunia.

Di bawah kepemimpinan Xu, Shein telah memelopori rantai pasokan yang sangat efisien yang menggunakan algoritme untuk memprediksi permintaan pelanggan dengan cepat dan memenuhi preferensi mereka. Aplikasi itu menempatkan pesanan dalam jumlah kecil untuk menguji selera pasar dan mengisi kembali pesanan sesuai permintaan.

Model ini memastikan Shein dapat menghasilkan ribuan gaya baru setiap hari dan menjual sebagian besar produk yang telah dibuatnya. Menurut perusahaan, hanya 2% pakaiannya yang tidak terjual, jauh di bawah rata-rata industri sebesar 30%.

Membangun Identitas Non-China

Dalam beberapa tahun terakhir, Shein berupaya membangun identitas non-Tionghoa. Perusahaan ini telah memindahkan kantor pusatnya ke Singapura dan membangun rantai pasokan di luar Tiongkok. Perusahaan ini telah dikritik karena dugaan pelanggaran hak cipta dan dampak model bisnis “fast-fashion” dan kemasan plastiknya terhadap lingkungan.

Politisi AS telah menekan SEC untuk menyelidiki asal usul kapas dalam produk tekstil Shein dan apakah produk tersebut bergantung pada kerja paksa di wilayah Xinjiang, Tiongkok. Sebagai informasi, sejak 2022, undang-undang AS sebagian besar melarang impor barang yang terkait dengan Xinjiang. Shein juga dituduh memanfaatkan aturan pajak AS untuk menghindari pajak impor dan pengawasan.

Perusahaan tersebut mengatakan bahwa mereka “tidak memberikan toleransi” terhadap kerja paksa dan mematuhi undang-undang di pasar tempat mereka beroperasi. Mereka juga mengatakan bahwa mereka telah mengembangkan tim peninjau desain untuk mencegah pencurian hak cipta dan bermitra dengan perusahaan luar untuk membeli kelebihan bahan dari merek lain guna menghindari pemborosan.

Xu dan para pendirinya belum secara terbuka menanggapi kritik terhadap Shein. Townsend, penasihat senior, mengatakan menurut mereka beberapa tuduhan tersebut tidak adil dan perusahaan disalahpahami. Namun, mereka menanggapi kritik tersebut dengan serius.

Bos Shein yang Misterius

Xu, yang tidak mahir berbahasa Inggris, berusia akhir 30-an. Ia lahir pada tahun 1984, tetapi perwakilan Shein menolak menyebutkan tanggal lahirnya.

Kata orang-orang yang pernah bertemu dengannya, Dia sering mengenakan kemeja dan celana katun mirip piyama saat bekerja, Ia memiliki pengetahuan mendalam tentang operasional pabrik-pabrik kecil yang bekerja sama dengan Shein, dan dapat menyebutkan upah rata-rata pekerja garmen.

Townsend, mantan eksekutif Activision Blizzard yang juga pernah menjadi penasehat mantan Presiden AS George W. Bush, menggambarkan Xu sebagai orang yang rajin, terbuka, dan tidak berbasa basi.

“Saya yakin Sky tidak pernah tidur,” kata Townsend.

Menurutnya, dalam sebuah diskusi, Xu akan langsung membahas inti permasalahannya

Menurut orang yang dekat dengan Xu, bos Shein itu telah bepergian secara ekstensif selama beberapa tahun terakhir, berkeliling dunia untuk meluncurkan Shein di pasar baru. Xu telah mendorong Shein untuk menyesuaikan desain dan layanannya untuk memenuhi kebutuhan khusus pembeli di setiap negara baru.

Melansir publikasi Forbes, kekayaan Sky Xu ditaksir mencapai US$ 11,2 miliar atau sekitar Rp 173 triliun (asumsi kurs Rp 15.500/US$). Hartanya diperkirakan bisa bertambah naik apabila Shein sukses melantai di New York atau London.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Abaikan China dan Jepang, Rupiah Menguat Pukul Dolar AS

(mkh/mkh)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts