Raup Hampir Rp 1 T, Bank Raya Ungkap Rencana Besarnya

Jakarta, CNBC Indonesia – PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) telah memperoleh dana segar sebesar Rp 996,6 miliar melalui aksi korporasi penambahan modal melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (rights issue) pada akhir 2022. Dengan dana tersebut, Bank Raya akan melakukan berbagai pengembangan bisnisnya menggarap segmen digital danĀ gig economy.

Read More

Direktur Digital dan Operasional Bank Raya Bhimo Wikan Hantoro mengungkapkan dana tersebut digunakan penguatan permodalan sesuai dengan regulasi modal minimum yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Hal ini sejalan dengan pemenuhan kewajiban Perseroan sesuai dengan POJK No. 12/2020.

“Selanjutnya (dana) dapat digunakan sebagai ekspansi modal kerja karena kami akan melakukan terus pengembangan produk inovatif sesuai visi misi dan target market kita,” jelas Bhimo dalam Press Conference Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPTS) Bank Raya, Rabu (10/5/2023).

Di samping itu, dana tersebut juga akan dimanfaatkan untuk memperkuat target market Bank Raya di BRI Group. Antara lain melalui penyaluran pinjaman maupun ekosistem pembayaran.

“Baik itu dalam segmen market baru ataupun segmen gig economy. Begitu juga segmen ekosistem induk kami yaitu dalam BRI Group,” paparnya.

Seperti diketahui sebelumnya Bank Raya mendapatkan persetujuan pemegang saham dalam RUPSLB untuk menerbitkan sebanyak-banyaknya 3,5 miliar saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham yang akan ditawarkan melalui PMHMETD atau rights issue. Jumlah tersebut setara 15,39% dari modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan pada 31 Juli 2022.

Sebagai informasi, selama kuartal I-2023, Bank Raya mencatat pertumbuhan penyaluran pinjaman secara digital sebesar Rp 756 miliar. Jumlah ini mengalami kenaikan 49,08% secara year-on-year dari tahun sebelumnya yang hanya menyentuh Rp 507,1 miliar.

Pertumbuhan juga dicatatkan oleh digital saving yang meningkat sebesar 358,3% yoy menjadi Rp 710,4 miliar dari tahun sebelumnya yang hanya Rp 155 miliar.

Dalam RUPST ini, perusahaan juga melakukan perubahan dewan komisaris dan direksi perusahaan. RUPST menyetujui pengangkatan anggota dewan komisaris dan direksi baru.

Direktur Utama Bank Raya Ida Bagus Ketut Subagia mengatakan perubahan ini diharapkan memberikan semangat baru dalam mencapai kinerja yang lebih baik. Jabatan ini efektif setelah mendapatkan persetujuan OJK.

Berikut susunan dewan komisaris Bank Raya

Komisaris Utama: Muhamad Sidik Heruwibowo

Komisaris Independen: Eko B. Supriyanto

Komisaris Independen: Rina Sa’adah

Komisaris: Achmad F.C. Barir

Komisaris Independen: Retno Wahyuni Wijayanti

Sementara untuk susunan direksi adalah sebagai berikut

Direktur Utama: Ida Bagus Ketut Subagia

Direktur Retail Agri dan Pendanaan: Dedy Hendrianto

Direktur Digital dan Operasional: Bhimo Wikan Hantoro

Direktur Enterprise Risk Management Compliance & Human Resource: Danar Widyantoro

Direktur Keuangan: Rustarti Suri Pertiwi

Lebih lanjut, Ida Bagus menegaskan, Bank Raya berkomitmen membidik potensi-potensi perluasan produk dan memperkuat ekosistem pembayaran digital yang terintegrasi dalam satu aplikasi. Sehingga dapat menjadi pilihan bagi masyarakat.

“Perseroan juga akan terus mendorong perbaikan kualitas produk digital dengan membangun infrastruktur layanan untuk mendorong pertumbuhan berkelanjutan dan menguntungkan secara jangka panjang,” lanjut dia.

Terakhir, perseroan akan bersinergi dengan ekosistem BRI Group dalam memperluas akses produk-produk perbankan bagi nasabah, serta memberikan pengalaman terbaik bertransaksi perbankan digital.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Kolaborasi Bank Raya & Asparindo Digitalkan Pedagang Pasar

(rah/rah)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts