Rencana Kartel OPEC Terancam Sia-Sia, Harga Minyak Turun

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga minyak mentah dunia turun pada perdagangan hari ini, Rabu (12/4/2023) karena pasokan yang memadai. Harga minyak juga turun setelah Iran dan Rusia sepakat untuk mengamankan pasokan.

Read More

Dua perkembangan tersebut bisa menjadi bumerang bagi OPEC yang pada awal April mengumumkan pemangkasan produksi agar pasokan berkurang sehingga harga minyak naik.

Harga minyak mentah jenis WTI  dibuka melemah di posisi US$81,41 per barel, turun tipis dibandingkan pada penutupan Selasa (11/4/2023) yakni US$ 81,53 per barel.

Sementara itu, harga minyak mentah brent dibuka melemah  di posisi USD85,53 per barel, dari US$$85,56 per barel pada hari sebelumnya.

Melemahnya harga minyak salah satunya disebabkan oleh perkembangan di Rusia. Diketahui Rusia memulai ekspor bahan bakar ke Iran dengan kereta api tahun ini.

Skema ini adalah untuk pertama kalinya setelah pembeli tradisional minyak Rusia memilih menghindari perdagangan dengan Moskow.

Rusia dan Iran, keduanya saat ini berada di bawah sanksi Negara Barat. Kondisi ini membuat mereka menjalin hubungan yang lebih dekat untuk mendukung ekonomi mereka. Kerja sama sekaligus melemahkan sanksi Barat yang dianggap tidak dapat dibenarkan oleh Moskow dan Teheran.

Seperti diketahui, Negara Barat yang dipimpin Amerika Serikat (AS) menjatuhkan sejumlah sanksi kepada Rusia setelah Moskow menyerang Ukraina akhir Februari 2022. 
Di antaranya adalah embargo membeli batu bara Rusia serta menetapkan batas harga (price cap) untuk minyak Rusia.

Moskow menyebut sanksi ini sebagai “operasi militer khusus” di Ukraina. Sanksi juga telah membentuk pasar global baru dengan pengiriman melalui kapal tanker dengan mengambil rute yang lebih panjang. 

Rusia dan konsumen baru mereka juga memilih cara-cara yang luar biasa untuk mengirim minyak, termasuk melalui jalur kereta.

Jika Rusia baru mendapat pil pahit sejak tahun lalu, Iran telah berada di bawah sanksi Barat selama bertahun-tahun dengan akses terbatas ke pasar global.

Musim gugur lalu Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengumumkan dimulainya pertukaran pasokan produk minyak dengan Iran. Namun, pengiriman sebenarnya baru dimulai tahun ini.

Pada bulan Februari dan Maret 2023, Rusia memasok hingga 30.000 ton bensin dan solar ke Iran.

Semua pengiriman dipasok dengan kereta api dari Rusia melalui Kazakhstan dan Turkmenistan. Reuters melaporkan bahwa beberapa kargo bensin dikirim dari Iran ke negara tetangga, termasuk Irak, dengan truk.

Iran adalah produsen minyak dan memiliki kilang sendiri, tetapi baru-baru ini konsumsinya telah melebihi produksi, terutama di provinsi utaranya. Impor pun kemudian menjadi pilihan.

Sebelumnya, Rusia telah memasok sejumlah kecil bahan bakar ke Iran dengan kapal tanker melalui Laut Kaspia, seperti yang terjadi pada 2018, ungkap dua pedagang yang mengetahui masalah tersebut.

Ekspor melalui jalur kereta api menjadi pilihan karena ekspor melalui laut menghabiskan tarif tinggi dan batasan harga yang diberlakukan oleh negara-negara G7. Namun ekspor kereta api juga menghadapi kendala di sepanjang rute.

“Kami memperkirakan pasokan bahan bakar ke Iran akan meningkat tahun ini, namun kami telah melihat beberapa masalah dengan logistik karena kendala pada kereta api. Hal itu dapat membuat ekspor tidak melonjak,” ucap salah satu sumber yang mengetahui pasokan ke Iran, kepada Reuters.

Harga minyak juga melandai setelah Badan Informasi Energi AS (EIA) memproyeksi adanya kenaikan produksi minyak mentah dari non-OPEC. Dengan demikian, kekhawatiran mengenai ketatnya pasokan global menurun sehingga harga pun ikut turun.

EIA memperkirakan negara-negara non-OPEC akan mencatat persentase kenaikan produksi minyak yang lebih tinggi pada tahun ini dan tahun selanjutnya.  Hal ini berbanding terbalik dengan dua tahun sebelumnya. 

Kenaikan produksi dari AS, Brasil, Kanada, dan Guyana akan membayangi produksi OPEC. Sebagai catatan, OPEC dan  Arab Saudi dua pekan lalu mengumumkan rencana untuk memangkas produksi sekitar 1,16 juta barel per hari mulai Mei 2023.

EIA memperkirakan total produksi minyak non-OPEC diperkirakan bertambah 1,9 juta barel per hari (bpd) pada 2023 dan 1 juta bpd pada 2024.

Sebaliknya, produksi OPEC akan turun 500.000 bpd pada 2023, kemudian naik 1 juta bpd pada 2024, setelah perjanjian produksi grup berakhir.

Sekitar setengah dari  kenaikan oleh produsen non-OPEC dalam dua tahun ke depan akan disumbang AS. Produksi minyak mentah AS akan naik 5,5% menjadi 12,54 juta barel per hari tahun ini dan menjadi 12,75 juta barel per hari, pada 2024.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Resesi di Depan Mata Bung! Harga Minyak Anjlok Nyaris 10%

(saw/saw)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts