Rupiah Bakal Melemah ke Rp 16.000/US$? Ini Kata Luhut

Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengaku tak pusing jika rupiah akhirnya harus melemah hingga Rp 16.000 per dolar AS. Menurut dia, ini karena pelemahan terhadap rupiah yang terus terjadi bukan disebabkan fundamental ekonomi Indonesia yang buruk.

Read More

Ditegaskannya, itu disebabkan pengaruh tekanan naiknya suku bunga acuan bank sentral AS atau The Federal Reserve. Hal itu diutarakan Luhut dalam acara Wealth Wisdom di Pacific Place, Jakarta, Selasa (29/11/2022).

“Kalau nanti ada yang sampaikan The Fed kalau masih tekan, which is kayaknya enggak lagi, dia sampai Rp16 ribu, oke, kita akan adjust lagi pelan-pelan ke bawah, jadi semua managable. Semua by design, bukan karena ekonomi kita tidak bagus, tidak,”ujarnya.

Sejauh ini, dengan pergerakan rupiah yang bergerak di kisaran atas Rp 15.000 per dolar AS, ekonomi Indonesia pun menurutnya masih berjalan dengan baik. Ditandai dengan pertumbuhan ekonomi hingga kuartal III – 2022 yang bergerak di level 5,72% dan inflasi juga di sekitar 5,71% pada Oktober 2022.

“Orang sudah meramal rupiah begini, rupiah oke Rp 15.000, fine enggak ada masalah itu karena bagaimana pun pressure itu kenaikan suku bunga The Fed manapun negara dunia terpengaruh,” tambahnya.

Dari segi investasi pun, ia beranggapan, masih banyak investor yang tertarik untuk investasi di Indonesia. Dia menuturkan siang tadi baru makan siang dengan orang-orang dari CATL yang berkomitmen investasi US$ 34 miliar sampai 2027 untuk membangun ekosistem kendaraan listrik.

“Terus terang aja saya makan sama pengusaha-pengusaha Tiongkok ini saya bilang ngapai kamu taruh duit kamu di Singapur taruh aja disini, rollover di Indonesia, kan bagus. Jawabannya dia bilang kami akan lakukan itu. dan itu akan memperkuat tadi perbankan kita dan ekonomi kita,” ujarnya.

“Jawabannya dia bilang kami akan lakukan itu dan itu akan memperkuat tadi perbankan kita dan ekonomi kita karena kalau dia taruh dolar di sini, dia punya ekspor itu dia simpan di sini, diputar di sini, tunggu di sini, itu akan membuat ekonomi kita lebih kuat,” ucap Luhut.

Sebelumnya, rupiah kalah telak melawan dolar AS pada perdagangan hari ini. Rupiah melemah 0,17% menyentuh Rp 15.746/US$ dan ditutup melemah 0,13% di level Rp 15.700/US$.

Level tersebut merupakan yang terlemah sejak 16 April 2020. Analis berpendapat, bukan tidak mungkin, rupiah akan terus melemah hingga tembus Rp 16.000/US$.

Pasalnya, permintaan akan dolar semakin meningkat sejalan dengan kegiatan impor di akhir tahun dan keperluan masyarakat yang akan berlibur di luar negeri. Pengusaha dan pebisnis Tanah Air diharapkan waspada dan melakukan antisipasi.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Tembus Rp 15.000/US$, Intip Kurs Rupiah di Money Changer

(sef/sef)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts