Sempat Sentuh Level 6.900, IHSG Rawan Ditutup Merah

Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah hingga penutupan sesi I, Jumat (11/8/2023).

IHSG turun 0,32% ke posisi 6.871,06, lagi-lagi setelah sempat menembus 6.900 pagi tadi. Nilai transaksi mencapai Rp3,80 triliun dan volume perdagangan 8,87 miliar saham.

Read More

Sebanyak 284 saham turun, 211 menguat, dan 222 stagnan.

IHSG terkoreksi seiring data inflasi AS periode Juli 2023 dirilis pada Kamis malam waktu Indonesia.Inflasi berdasarkanconsumer price index(CPI) pada bulan lalu mencapai 3,2% (year-on-year/yoy), meningkat dibandingkan 3,0% (yoy) pada Juni lalu. Meskipun demikian, laju inflasi di bawah ekspektasi sebesar 3,3% (yoy)

Kenaikan inflasi tersebut menjadi yang pertama kali dalam setahun terakhir, setelah dalam 12 bulan berturut-turut mencatatkan penurunan CPI.

Inflasi AS sempat menyentuh 9,1% (yoy) pada Juni 2022, tertinggi dalam 40 tahun terakhir akibat melonjaknya harga komoditas global, tertutama di sektor energi, yang dipicu perang Rusia-Ukraina.

Adapun, inflasi inti, yang tak mencakup harga bergejolak tercatat sebesar 4,7% (yoy) pada Juli 2023, turun tipis dari dari bulan sebelumnya dan ekspektasi ekonom sebesar 4,8%% (yoy).

Sementara itu, secara bulanan (month-to-month/mtm), CPI AS pada Juli 2023 tercatat sebesar 0,2%, tak berubah dari bulan sebelumnya dan sesuai dengan ekspektasi pasar.

Negeri Paman Sam juga merilis data klaim pengangguran untuk pekan yang berakhir pada 5 Agustus. Jumlah pekerja yang mengajukan klaim pengangguran melonjak hingga mencapai 248 ribu. Jumlah ini lebih tinggi dari perkiraan consensus di 230 ribu.

Lonjakan data klaim pengangguran ini menjadi sinyal jika data tenaga kerja AS sudah mulai mendingin.

Meski data tenaga kerja cenderung mendingin, tetapi inflasi AS kembali memanas. Kondisi ini membuat pasar pesimis jika bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan segera melunak. Terlebih, sejumlah pejabat The Fed masih menyuarakanhawkish.

Presiden The Fed San Fransico, Mary Daly mengatakan jika The Fed masih memiliki pekerjaan panjang untuk menekan inflasi.

CME’s FedWatch Tool menunjukkan pasar melihat 90,5% kemungkinan The Fed akan menahan suku bunga di level saat ini yakni 5,25 – 5,50% pada September. Kemungkinan ini naik dari 86,5% pada data sebelumnya.

Analisis Teknikal




Foto: Refinitiv
Analisis Teknikal

IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu 1 jam (hourly) menggunakan moving average (MA) dan Fibonacci retracement untuk mencari resistance dan support terdekat.

Pada sesi I, IHSG masih berada di pola rectangle, kembali berbalik ke bawah area penting berupa MA 20 (6.884) 6.880 (Fibonacci 78,6%). Sejauh ini, IHSG kembali bertahan di atas support kunci, yakni garis MA 200 (6.833).

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lainnya, yakni Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Dalam grafik harian, posisi RSI turun ke 44,68.

Sementara, dilihat dari indikator lainnya, Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis MACD di bawah garis sinyal.

Di sesi II, IHSG berpotensi ditutup melemah dan menguji support terdekat di 6.859 sebelum menentukan arah selanjutnya.

Adapun, area resistance selanjutnya berada di level 6.880 (Fibonacci 78,6%) dan MA 20 (6.884).

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Ini Alasan IHSG Punya Modal Bagus buat Ditutup Hijau

(fsd/fsd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts