Simak Kinerja CPO Semester I 2023, Ada Potensi Rebound?

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga minyak kelapa sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) ditutup naik 0,91% ke MYR3.789 per ton dari posisi penutupan sebelum libur Hari Raya Idul Adha (28/3/2023) di RM3.755 per ton.

Read More

Sepanjang semester-I, harga CPO telah anjlok 12% ke MYR 3.789 per ton. Meskipun harga CPO telah turun dari level tertingginya pada akhir 2022, posisi saat ini masih terhitung sangat tinggi dibandingkan puncak siklus CPO sebelum covid.

Penurunan ini didukung oleh kebijakan bank sentral di berbagai belahan dunia yang menyebabkan perlambatan permintaan CPO. Hal tersebut disebabkan berbagai negara mengalami inflasi harga pangan, sehingga memaksa banyak negara melakukan pengendalian harga melalui kebijakan (Quantitative Tightening/QT).

Namun, dunia juga masih mengalami keterbatasan persediaan sehingga mempertahankan harga CPO tetap tinggi. Prospek salah satu komoditas andalan Indonesia ini masih cukup baik, mengingat potensi suku bunga sudah akan mulai dilonggarkan kembali di beberapa negara.

Pelonggaran suku bunga berpotensi mendorong peningkatan permintaan CPO. Melansir TradingEconomics, India sebagai salah satu negara konsumen CPO terbesar berpotensi meningkatkan impor minyak sawit bulan Juni mencapai 46%. 

Di sisi penawaran, ekspor produk minyak sawit dari Malaysia untuk 1-25 Juni turun 4,5% dari periode yang sama di bulan Mei, menurut surveyor kargo Intertek Testing Services. Peningkatan permintaan dan penurunan penawaran ini disinyalir menjadi faktor kenaikan harga CPO. 

Permasalahan krisis pangan yang mendorong kenaikan harga juga menjadi faktor harga CPO masih tertahan cukup tinggi. Kurangnya persediaan juga merupakan dampak dari perang Rusia dan Ukraina.

Pertikaian tersebut membuat kesulitan untuk Ukraina sebagai salah satu negara pengekspor pangan terbesar dunia. Di sisi lain, Rusia sebagai salah satu pusat komoditas dunia juga terdampak akibat berbagai dunia menolak produk ekspor negara yang dianggap memicu peperangan ini.

Selain itu, minyak kelapa sawit merupakan produk substitusi dari minyak nabati global.Minyak nabati yang juga mengalami permasalahan serupa menjadikan kedua komoditas ini cenderung berkorelasi.

Bahkan, harga kedelai sebagai salah satu opsi untuk minyak nabati masih cukup tinggi. Berbeda dengan CPO, harga kedelai meningkat 4,3% sepanjang 2023 (year to date/YTD).

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Bos Sawit Happy, Harga CPO Kembali Terbang! Gara-Gara Ini

(mza/mza)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts