Skandal Adani dan Kedekatan Sang Pendiri Dengan PM Modi

Jakarta, CNBC Indonesia – Taipan India yang sedang berada di pusaran tudingan skandal manipulasi saham, Gautam Adani, diketahui dekat dengan pemimpin India. Kedekatannya dengan Perdana Menteri Narendra Modi ikut membantu bisnisnya berkembang signifikan sejak Modi menjabat sebagai pimpinan tertinggi India.

Read More

Adani yang semula menjadi wajah kesuksesan industrialisasi India kini prestasinya dipertanyakan setelah perusahaan investasi AS, Hindenburg Research, menerbitkan laporan berisi tudingan bahwa konglomerat bisnis Adani memanipulasi harga saham lewat berbagai cara, salah satunya melalui jaringan perusahaan cangkang.

Sejak laporan dirilis, harga saham emiten yang tergabung dalam Grup Adani tertekan dalam dan secara total kehilangan kapitalisasi pasar lebih dari US$ 100 miliar (Rp 1.500 triliun). Tidak hanya itu, akibat laporan tersebut Adani terpaksa membatalkan penjualan saham terbaru dan harta kekayaan sang pemilik ikut turun drastis, dan terdepak dari posisi orang terkaya di Asia.

Badai yang mengelilingi Adani datang di tahun yang seharusnya dirayakan dengan gegap gempita, karena tahun ini India akan menjadi negara terpadat di dunia dan menjadi tuan rumah presidensi G20. Kejatuhan tersebut berisiko merusak status negara tersebut sebagai pilihan utama bank asing di pasar negara berkembang (emerging market).

Namun baik pemerintah maupun regulator sejauh ini tetap diam tentang masalah ini. Jika tuduhan itu terbukti benar, itu akan menjadi hal yang sangat memalukan bagi Perdana Menteri Narendra Modi, yang telah lama memiliki hubungan dengan Adani, dan risiko yang signifikan bagi bank dan perusahaan asuransi milik negara yang berinvestasi di perusahaan Adani.

Naiknya pamor dan kekayaan Grup Adani terjadi beriringan dengan meroketnya kekuasaan PM Modi. Keduanya berasal dari Gujarat, di mana Modi menjadi chief minister pada tahun 2001 tak lama sebelum kekerasan agama di negara bagian itu menewaskan sedikitnya 1.000 orang dan mengguncang kepercayaan bisnis untuk sementara.

Adani menjadi salah satu tokoh utama yang dielukan Modi dalam bisnis, saat ia membangun kerajaan industri lokal yang membantu calon perdana menteri menjual Gujarat sebagai model ekonomi untuk India. Kedekatan mereka ikut terlihat ketika Modi terbang dengan jet Adani setelah dia terpilih menjadi pejabat nasional pada tahun 2014.

“Dia dianggap dekat dengan pemerintah,” kata Shumita Deveshwar, kepala ekonom India di TS Lombard, seperti diwartakan oleh Financial Times. “Mungkin itu karena dia berasal dari Gujarat dan kenaikan kekayaannya tumpang tindih dengan masa pemerintahan [Modi].”

Adani telah menjadi pendukung kuat agenda Modi sejak dia berkuasa, menggelontorkan miliaran dolar ke bidang-bidang yang dianggap prioritas oleh pemerintah. Hal ini termasuk secara bersamaan berinvestasi dalam penambangan batu bara – yang mana India ingin memenuhi permintaan listrik yang tumbuh cepat – dan energi terbarukan, prioritas jangka panjang karena India menetapkan target ambisius dalam dekarbonisasi ekonomi.

Strategi bisnis ini terbukti menguntungkan, dengan kekayaan bersih Adani meningkat dari sekitar US$ 7 miliar pada tahun 2014 menjadi lebih dari US$ 120 miliar sebelum laporan Hindenburg rilis, menjadikannya salah satu orang terkaya di dunia.

Audit pemerintah yang bocor dari tahun 2017 menuduh bahwa Adani Power menerima “perlakuan istimewa” yang memungkinkannya membebankan harga listrik yang lebih tinggi dari pembangkit listrik tenaga batu bara yang kemudian dibangun di negara bagian timur Jharkhand. Adani Power membantah tuduhan tentang proyek tersebut.

Adani selalu dengan keras membantah anggapan bahwa dia menerima perlakuan baik dari Modi atau siapa pun, dan bersikukuh bahwa perusahaannya selalu memenangkan bisnis melalui penawaran yang adil dan transparan.

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Erick Thohir Bertemu Orang Terkaya Nomor 3 Dunia, Ada Apa?

(fsd/fsd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts