Tenggat Waktu Utang AS Dipercepat, Wall Street Dibuka Lesu

Jakarta, CNBC Indonesia – Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street dibuka cenderung melemah pada perdagangan Selasa (2/5/2023), karena investor masih memasang mode wait and see jelang keputusan suku bunga bank sentral AS pada Rabu siang waktu setempat atau Kamis dini hari waktu Indonesia.

Read More

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) dibuka melemah 0,18% ke posisi 33.991,59, S&P 500 terkoreksi 0,21% ke 4.159,28, dan Nasdaq Composite terpangkas 0,14% menjadi 12.196,09.

Investor fokus pada sektor bank menyusul pengumuman bahwa JPMorgan Chase resmi memenangi lelang atas akuisisi First Republic Bank, yang baru-baru ini ditimpa krisis.

Menurut laporan Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC), semacam Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)-nya AS, pada Senin kemarin, JP Morgan akan mendapatkan semua simpanan dari First Republic Bank termasuk sebagian besar asetnya.

JPMorgan mendapatkan sekitar US$ 92 miliar dalam bentuk deposito pada kesepakatan tersebut, termasuk sebesar US$ 30 miliar yang telah didepositkan JPMorgan dan bank-bank besar lainnya ke dalam First Republic bulan lalu. Bank ini juga mengambil pinjaman US$ 173 miliar dan sekuritas US$ 30 miliar.

“Sebagai bagian dari perjanjian, JPMorgan mengakuisisi semua simpanan bank regional dan sebagian besar aset First Republic Bank,” kata Jamie Dimon, CEO JPMorgan Chase.

Dimon juga mengatakan bahwa kesepakatan itu akan membantu mengakhiri bagian dari krisis industri, yang awalnya dipicu oleh penutupan Silicon Valley Bank (SVB) pada Maret lalu.

Di lain sisi, pasar juga terbebani oleh kabar dari Departemen Keuangan AS bahwa negara tersebut mungkin mencapai batas utang lebih cepat dari yang diharapkan.

Menteri Keuangan AS, Janet Yellen memperingatkan bahwa AS mungkin kehabisan langkah untuk membayar utangnya paling cepat 1 Juni mendatang, lebih awal dari target yang ditetapkan pada akhir Juli.

Namun, pasar akan memfokuskan perhatiannya kepada rapat FOMC bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang akan berlangsung mulai hari ini hingga siang besok waktu AS. Investor cenderung cemas menunggu keputusan suku bunga terbaru dari The Fed.

Pasar yang memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga cenderung meningkat dibandingkan dengan pasar yang memprediksi The Fed akan mempertahankan suku bunganya.

Berdasarkan alat FedWatch CME Group terbaru, sekitar 91,5% investor bertaruh bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bp). Sedangkan 8,5% investor bertaruh The Fed akan mempertahankan suku bunganya.

Pelaku pasar di Wall Street juga akan memantau dengan cermat pernyataan dari Ketua The Fed, Jerome Powell yang akan memberikan petunjuk tentang arah kebijakan moneter The Fed ke depan.

Selagi menanti keputusan suku bunga terbaru The Fed, pada hari ini investor juga akan memantau rilis data tenaga kerja seperti data Survei Bukaan Kerja dan Perputaran Tenaga Kerja (JOLTS) periode Maret 2023.

Diperkirakan jumlah lowongan kerja akan turun menjadi 9,7 juta pada Maret, dari sebelumnya sebesar 9,93 juta pada Februari lalu, yang artinya angkanya akan menjadi yang terendah dalam dua tahun.

Dari kabar kinerja emiten di AS, perusahaan ride hailing Uber dan perusahaan farmasi Pfizer melaporkan hasil yang lebih baik dari perkiraan.

Alhasil, saham Uber melonjak nyaris 8% pada awal perdagangan hari ini. Selain keduanya, kinerja keuangan Starbucks, Advanced Micro Devices, dan Caesars Entertainment akan dirilis pada hari ini beberapa menit setelah pembukaan pasar hari ini.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Inflasi Kembali Melandai, Wall Street Dibuka Happy!

(chd/chd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts