Terima Kasih China, Batu Bara To The Moon

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga batu bara pada hari kedua pekan ini, Selasa (27/6/2023), mengalami kenaikan. Ini terlihat pada kontrak Juli di pasar ICE Newcastle ditutup pada posisi US$ 142 per ton, melonjak 1,79%.

Read More

Penguatan ini melanjutkan pergerakan harga kemarin, yang naik 0,25% menjadi US$ 139,50 per ton dan merupakan capaian yang tertinggi sejak 12 Juni lalu. Dengan begitu, selama sebulan batu bara masih bertahan dalam zona positif sebesar 4,99%.


Kenaikan harga batu bara dipengaruhi oleh harga gas yang melonjak. Terpantau harga gas alam Eropa EU Dutch TTF (EUR) pada perdagangan kemarin menguat 7,92% menjadi 34,51 euro per mega-watt hour (MWh).

Perlu diketahui, batu bara merupakan sumber energi alternatif bagi gas alam. Sehingga harganya saling mempengaruhi.

China juga memberikan katalis positif karena permintaan yang meningkat akibat gelombang panas. Suhu di beberapa wilayah negara asal Panda ini menembus 40 derajat celcius.

Panasnya cuaca di China tak hanya menaikkan penggunaan listrik tetapi juga mengurangi produksi listrik pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Sebagai perbandingan, produksi listrik total China pada Mei meningkat 15,9% (year on year/yoy) tetapi produksi listrik dari PLTA anjlok 39% (yoy).Impor batu bara juga terus meningkat.

Data Reuters menunjukkan impor batu bara China pada 1-14 Juni tercatat 12,5 juta ton atau melonjak 57% (yoy). Namun, secara bulanan turun 8%. Impor batu bara China pada Januari-Mei 2023 mencapai 180 juta ton atau 89,6% (yoy).

“Naiknya permintaan dari China menjadi satu-satunya titik cerah. Jika tidak ada ini (China) maka pasar akan lesu,” tulis S&P dalam Market Asia Movers edisi 26-30 Juni, dikutip dari website S&P Global.

“Namun, perlu dilihat apakah permintaan ini akan bertahan lama. Harga bisa turun jika permintaan China turun karena permintaan dari pembeli lain masih rendah,” katanya.

CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected] 

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Video: Harga Batu Bara Terjun Bebas, Sinyal Bearish?

(tsn/sef)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts