Terungkap! Ini Penyebab Rupiah Gampang Labil Disikut Dolar


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyebut ketergantungan Indonesia terhadap ekspor komoditas sumber daya alam membuat rupiah mudah terguncang. Bappenas menyatakan reformasi struktural dibutuhkan agar Indonesia tak lagi bergantung pada ekspor bahan mentahnya.

Direktur Keuangan Negara dan Analisis Moneter Bappenas, Tari Lestari mengatakan moderasi harga komoditas ekspor andalan Indonesia belakangan ini menyebabkan kinerja ekspor negara menurun. Menurut dia, pelemahan kinerja ekspor itu akhirnya berdampak pada nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

“Kalau terjadi pelemahan ekspor ini artinya permintaan terhadap barang-jasa domestik kita melemah, kemudian permintaan terhadap rupiah ini akan juga menurun dan pada saat kondisi itu terjadi akhirnya nilai tukar rupiah akan terdepresiasi, jadi penurunan ekspor ini akan menurunkan nilai tukar rupiah,” kata Tari kepada CNBC Indonesia, Selasa (22/11/2023).

Tari menjelaskan pengaruh ekspor terhadap nilai tukar akan sangat terasa, wabil khusus untuk Indonesia yang masih sangat mengandalkan SDA. Dia bilang mengandalkan SDA sebagai komoditas ekspor akan berbahaya karena membuat perekonomian menjadi tidak tahan guncangan.

Ketika harga komoditas naik, maka kinerja ekspor akan membaik. Sebaliknya, ketika harga komoditas turun, maka nilai tukar rupiah akan sangat terpengaruh.

“Kegiatan ekspor yang berbasis SDA ini lebih berbahaya lagi karena ketika harga komoditas turun kita tidak memiliki lagi windfall untuk bisa diserap menjadi keuntungan ekspor. Sama-sama turun karena dominasinya oleh ekspor bidang SDA,” ujar dia.

Karena itu, Tari mengatakan ke depan Indonesia harus melakukan reformasi struktural untuk mengalihkan ekspor agar tidak lagi bergantung pada SDA. Dia mengatakan dengan demikian rupiah akan lebih resilien terhadap guncangan ekonomi yang terjadi dari luar maupun dalam negeri.

“Indonesia berupaya untuk melakukan reformasi struktural yang mengalihkan ekspor ini supaya tidak lagi berbasis komoditas atau SDA sehingga nanti lebih resilien terhadap shock di dalam maupun luar negeri,” kata dia.

“Saya kira memang kondisi struktur industri dan ekspor kita yang sangat berbasis SDA, sehingga ketika terjadi pelemahan atau moderasi harga komoditas ini akan menurunkan ekspor dengan sendirinya dan ini kuncinya tidak lagi jangka pendek tapi harus ada reformasi jangka menengah panjang,” ujar dia.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Tahan Dolar Eksportir, Sri Mulyani: Cadev Naik US$ 12 M/Bulan

(haa/haa)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts