Tokopedia Diurus TikTok, GOTO Geber Dua Bisnis Ini


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Usai dekonsolidasi Tokopedia dari GOTO akibat pindah pengendalian ke TikTok, kini raksasa teknologi tersebut akan memfokuskan bisnisnya di segmen finansial lewat GoTo Financials (GTF) dan segmen on-demand services (ODS) lewat Gojek. Adapun segmen ODS sendiri sudah bisa dikatakan profitable.

Gojek sebagai unit bisnis GOTO di segmen ODS memiliki berbagai produk mulai dari gocar, goride, gofood hingga yang terbaru adalah gotransit. Perseroan menyampaikan dalam materi Public Expose Insidentil-nya bahwa ke depan akan terus memperluas basis pengguna untuk memantapkan penguasaan pangsa pasar domestic.

Beberapa inovasi GOTO yang sudah meluncur antara lain fitur gocar hemat dan gofood hemat yang menyasar segmen pengguna peka harga (price sensitive). Selain itu, Gojek juga sudah mengintegrasikan layanan dengan moda transportasi massal seperti Kereta Api.

“Kami menjadi yang pertama di dunia yang menggabungkan pemesanan go ride dan go car dengan pembelian tiket transportasi umum lainnya. Integrasi ini meningkatkan nilai pemesan di aplikasi,” kata Direktur GOTO Catherine Hindra Sutjahyo pada paparan public insidentil, Rabu (28/2).

Pada kuartal III-2023, dengan adanya fitur GoCar Hemat, produktivitas mitra pengemudi yang diukur dari jumlah pesanan per jam meningkat 36% jika dibandingkan dengan pesanan regular saja. Sementara itu untuk kasus Gofood hemat, produktivitasnya meningkat 2,6x. Hal ini diharapkan dapat terus meningkatkan transaksi atau Gross Transaction Value (GTV) GOTO di segmen ODS.

Di sepanjang sembilan bulan tahun 2023, nilai GTV GOTO dari segmen ODS mencapai Rp 40,4 triliun. Apabila menggunakan asumsi kurs Rp 15.500/USD, maka nilainya mencapai USD 2,6 miliar.

Sementara itu, menurut riset Google, Bain & Temasek, potensi pasar ODS transportasi dan pesan antar makanan di 2023 berpotensi mencapai USD 7 miliar. Itu artinya jika menggunakan angka GTV GOTO yang disetahunkan mencapai USD3,5 miliar, penguasaan pangsa pasar GOTO mencapai 50% dan menjadi market leader.

Google, Bain & Temasek memperkirakan pada 2025, nilai pasar segmen ini dapat mencapai USD 9 miliar dan pada 2030 bisa tembus USD 20 miliar. Artinya rata-rata pertumbuhan per tahun dapat mencapai 17%.

“Kalau melihat data market leader masih Gojek di segmen ODS untuk transportasi maupun pesan antar makanan (food delivery), kompetitor terdekatnya ada Grab dan juga Shopee. Namun dengan kembali fokusnya GOTO ke segmen ODS setelah Tokopedia dikelola TikTok, jika pertumbuhan bisnis ODS mengikuti industry saja maka GOTO akan tetap jadi market leader” kata Edo Ardiansyah research analyst PT Philip Sekuritas.

Ia juga optimis, dengan inovasi seperti fitur HEMAT, maka potensi pertumbuhan GTV dari segmen ODS bisa melampaui pertumbuhan industri, apalagi ditopang dengan karakteristik segmen ini yang memiliki tingkat monetisasi (take rate) tertinggi dibandingkan segmen lain.

Hingga akhir September 2023, pendapatan kotor GOTO dari segmen ODS mencapai Rp 8,9 triliun atau mengindikasikan tingkat take rate sebesar 22% dari GTV. Tingkat monetisasinya pun meningkat 280 basis poin (bps) secara tahunan dari September 2022 yang hanya 19,2%.

“Take rate ODS jauh lebih tinggi dari take rate group yang hanya 4%. Secara profitabilitas ODS juga sudah mencapai adjusted EBITDA yang positif dalam kuartal IV-2023, kembali refocusing ke unit bisnis yang profitable merupakan pilihan yang tepat untuk GOTO” kata Edo.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Patrick Walujo Punya Jurus Kuncian Buat Kerek Saham GOTO

(ayh/ayh)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts