Wall Street Ambruk, Investor Taking Profit Jelang Akhir Pekan


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street kompak dibuka melemah pada awal perdagangan hari ini, setelah reli pada sesi-sesi sebelumnya usai The Federal Reverse (The Fed) Amerika Serikat (AS) menahan suku bunga suku bunga acuan di level 5,25-5,50%. Pelemahan dipicu adanya aksi profit taking jelang libur akhir pekan.

Pada perdagangan Jumat (22/3/2024), Dow Jones dibuka melemah 0,02% di level 39.774,06, begitu juga dengan S&P 500 dibuka lebih rendah atau turun 0,01% di level 5.241,13, dan Nasdaq ikut dibuka terdepresiasi 0,09% di level 16.387,73.

Indeks saham utama Wall Street kesulitan menentukan arah pada perdagangan Jumat, meskipun pasar Wall Street masih berada di jalur kenaikan mingguan yang kuat karena investor menyambut baik sikap pelonggaran suku bunga The Fed.

Ketiga indeks utama AS mencapai rekor penutupan tertinggi baru pada hari Kamis karena saham-saham chip menguat setelah perkiraan optimis dari Micron Technology dan The Fed yang mengisyaratkan pihaknya masih berada di jalur penurunan suku bunga tiga kali tahun ini.

Menurut FedWatch Tool CME, para pelaku pasar saat ini melihat peluang 71% penurunan suku bunga pertama terjadi pada bulan Juni 2024.

“Dengan penurunan suku bunga di musim panas kini menjadi lebih pasti dan pemulihan lebih lanjut dalam imbal hasil obligasi tampaknya tidak mungkin terjadi, para pengambil kebijakan telah memberikan dorongan baru untuk pasar bullish,” ujar Raffi Boyadjian, analis investasi utama di XM, kepada Reuters.

Investor juga akan memantau dengan cermat komentar dari sejumlah gubernur bank sentral yang diperkirakan akan dirilis hari ini untuk mendapatkan isyarat lebih lanjut mengenai arah kebijakan moneter bank sentral.

Saham-saham di indeks saham utama Wall Street melemah didorong dari penurunan sahama-saham di sektor teknologi.

Saham Tesla (TSLA.O) memimpin pelemahan dengan turun 3,3%, menyusul laporan bahwa pembuat kendaraan listrik tersebut telah mengurangi produksi mobil di pabrik China.

Kemudian, adapula saham Nike (NKE.N) merosot 8,0% setelah pembuat pakaian olahraga terbesar di dunia itu memperingatkan bahwa labanya pada semester pertama tahun fiskal 2025 akan menyusut, karena perusahaan tersebut mengurangi waralaba untuk menghemat biaya.

Indeks S&P mencatat 37 titik tertinggi baru dalam 52 minggu dan satu titik terendah baru, sedangkan Nasdaq mencatat 41 titik tertinggi baru dan 23 titik terendah baru.

CNBC Indonesia Research

[email protected]

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Wall Street Ambruk Lagi Jelang The Fed Minutes

(saw/saw)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts