Wamen Tiko, Pelemahan Rupiah Harus Diwaspadai! Ini Alasannya


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, meskipun ekonomi Indonesia dapat bertahan ditengah perlambatan ekonomi global, namun pelemahan nilai tukar Rupiah perlu diwaspdai.

“Tingginya suku bunga acuan bank sentral Amerika (The Fed Rate) telah menyebabkan nilai tukar Rupiah terdepresiasi selama tahun 2023 ini. Kita harus senantiasa waspada,” ucapnya di media gathering Perbanas dalam video, Kamis (23/11).

Pria yang akrab disapa Tiko ini mengungkapkan, sebab, apabila kondisi ini terus berlanjut akan ada potensi peningkatan risiko valas dan instabilitas sistem keuangan nasional yang dapat berujung pada pelemanan ekonomi Indonesia.

Selain itu, lanjutnya, belum terlihat adanya tanda-tanda penurunan suku bunaa acuan The Fed sehingga diperkirakan akan terus memicu pengetatan likuiditas global.

Ditambah pada tahun 2024, Indonesia mulai memasuki pesta demokrasi yang dapat mempengaruhi risk appetite investor dan pelaku usaha karena sebagian akan cenderung wait and sehingga tidak ada kepastian mengenal hasil kontestasi politik dan perubahan yang ditimbulkannya, seperti perubahan kebijakan dan regulasi dari rezim yang terpilih.

“Di tengah kondisi yang tidak pasti baik di dalam negeri maupun secara global terdapat urgensi untuk memahami bagaimana kondisi dinamika perekonomian global dan domestik sehingga kita dapat memaksimalkan peluang di tengah perlambatan global,” tuturnya.

Meskipun demikian, mata Tiko, Indonesia dapat tetap optimis karena di tengah isu perlambatan ekonomi global, Indonesia berhasil mempertahankan pertumbuhan ekonominya.

Tercatat pada kuartal III 2023, pertumbuhan Indonesia mencapal 5,17% secara tahunan yang ditopang olen pemulihan sektor manufaktur serta stabilitas kinerja sektor pertanian dan sektor perbankan.

“Sektor pertanian sebagai salah satu leading sector berhasil mencatatkan pertumbuhan positif setiap tahunnya. di mana pada tahun 2022 mencapai 2,25%,” sebutnya.

“Resiliensi sektor pertanian menunjukkan kekuatan sektor ini dalam menopang perekonomian Indonesia sehingga kita harus lebih mendorong kineria sektor ini melalui hilirisasi industri untuk menciptakan value added. dan juga value added capture yang dapat meningkatkan nilal hasil tani dan perekonomian Indonesia secara umum,” jelasnya.

Selain itu, pertumbuhan ekonomi juga didukung oleh kineria sektor perbankan yang pada kuartal II-2023, Rasio kecukupan modal (CAR) terjaga pada level 27,6%, NPL bruto turun ke level 2,3%, dan Pertumbuhan kredit mencapai 7,76% (YoY).

“Bank Indonesia memperkirakan kredit perbankan akan tetap tumbuh positif pada tahun 2024 sekitar 8%-11%,” pungkasnya.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Soal Isu Ganti Direksi, Wamen BUMN: Selalu Ada Kemungkinan

(rob/ayh)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts