Was-Was Data Inflasi AS, Laju Kenaikan Harga Emas Tertahan

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga emas sedikit tertahan menjelang pengumuman data inflasi Amerika Serikat (AS) untuk Desember. Laju inflasi tersebut akan sangat menentukan arah kebijakan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) ke depan dan harga emas ke depan.

Read More

Pada perdagangan Kamis (12/1/2023) pukul 06:22 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.876,95 per troy ons. Harganya menguat tipis 0,04%.

Meski menguat pada Kamis pagi hari ini, harga emas lebih rendah dibandingkan perdagangan dua hari sebelumnya setelah ditutup melemah kemarin. Pada perdagangan Rabu (11/1/2023), harga emas melandai 0,05% ke posisi US$ 1.876,2 per troy ons.





Pelemahan kemarin memutus kinerja positif emas yang menguat pada tiga hari perdagangan sebelumnya yakni pada 6-10 Januari 2023.  Harga emas masih menguat 2,4% secara point to point dalam sepekan. Harga emas juga melonjak 5,4% sementara dalam setahun menanjak 2,8%.

Seperti diketahui, AS akan mengumumkan inflasi Desember Kamis malam nanti pukul 20: 30 WIB. Konsensus pasar menunjukkan inflasi akan melandai menjadi 6,4-6,5% pada (year on year/yoy) pada Desember dari 7,1% (yoy) pada November 2022.

“Emas sempat rally sebelum ini dan harganya masih bisa terus menguat jika tren penurunan inflasi AS terus terjadi,” tutur Ed Moya, analis dari OANDA, dikutip dari Reuters.

Sebagai catatan, inflasi AS melandai dari puncaknys sebesar 9,1% (yoy) pada Juni menjadi 8,2% pada September dan 7,7% pada Oktober 2022.

Inflasi yang melandai bisa menjadi pertimbangan The Fed untuk semakin melonggarkan kebijakan moneter ketatnya.

Emas memang menjadi hedging inflasi tetapi lonjakan inflasi AS yang sangat tinggi juga berdampak negatif ke emas. Pasalnya, laju inflasi yang tinggi membuat The Fed sangat agresif. Kebijakan agresif The Fed ini melambungkan dolar AS sehingga emas semakin mahal dan tidak menarik.

“Akan menjadi hal yang sangat besar jika data menunjukkan inflasi AS turun lebih cepat dari proyeksi,” ujar analis OANDA lainnya Craig Erlam.

Harga emas juga akan ditopang oleh proyeksi Bank Dunia. Bank Dunia, Rabu (11/1/2023), memangkas pertumbuhan global 2023 menjadi 1,7%, dari sebelumnya sebesar 3%.

Angka pertumbuhan 1,7% menjadi yang terendah sejak 1991, kecuali resesi tahun 2009 dan 2020 yang disebabkan oleh krisis keuangan global dan pandemi.

Presiden Bank Dunia David Malpass mengatakan pertumbuhan pendapatan masyarakat di hampir setiap bagian dunia kemungkinan akan lebih lambat dibanding dekade sebelum Covid-19. Perlambatan terutama terjadi karena ketatnya kebijakan moneter.

Emas adalah aset aman yang semakin dicari saat kondisi perekonomian memburuk.

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Suram, Harga Emas Hari Ini Turun Lagi…

(mae/mae)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts