Yield Utang AS Turun Gegara Hamas-Israel, Bursa Asia Menguat

Jakarta, CNBC IndonesiaBursa Asia-Pasifik kembali dibuka kompak menguatpada perdagangan Rabu (11/10/2023), mencerminkan pergerakan di bursa saham Amerika Serikat (AS) ketika imbal hasil obligasi pemerintah AS turun dan harga minyak juga sedikit turun.

Read More

Per pukul 08:30 WIB, indeks Nikkei 225 Jepang menguat 0,32%, Hang Seng Hong Kong melejit 1,59%, Shanghai Composite China bertambah 0,27%, Straits Times Singapura naik 0,13%, ASX 200 Australia terapresiasi 0,45%, dan KOSPI Korea Selatan terbang 2,04%.

Bursa Asia-Pasifik yang cenderung cerah bergairah terjadi mengikuti pergerakan bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street kemarin, yang juga ditutup menguat.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutupmenguat 0,4%, S&P 500 bertambah 0,52%, dan Nasdaq Composite terapresiasi 0,58%.

Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS (US Treasury) kembali melandai akibat kekhawatiran investor akan risiko perang Israel-Hamas, sehingga pelaku pasar AS menilai pasar modal relatif lebih menguntungkan.

Imbal hasil obligasi Treasury 10-tahun yang menjadi acuan turun sekitar 8 basis poin menjadi 4,701%, karena investor beralih ke aset safe haven tradisional di tengah memanasnya situasi Timur Tengah.

Pergerakan ini mencerminkan reaksi pertama pasar obligasi terhadap konflik Israel-Hamas seiring kembali dibukanya pasar setelah libur Hari Columbus.

Harga minyak mentah dunia juga melemah setelah reli pada sesi sebelumnya. Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) dan Brent turun 0,2% ke level masing-masing US$ 87,7 per barel dan US$ 85,91 per barel pada penutupan perdagangan kemarin.

Penurunan yield Treasury memberikan dorongan pada pasar saham, karena Wall Street masih khawatir atas kenaikan suku bunga yang cepat baru-baru ini. Investor mungkin juga sudah melupakan risiko geopolitik yang disebabkan oleh konflik tersebut.

Hal tersebut didukung oleh laporan penggajian (payrolls) periode September yang lebih kuat dari perkiraan dan optimisme menjelang rilis kinerja keuangan emiten di AS pada kuartal III-2023 yang akan dirilis mulai pekan ini.

Serangan Hamas terhadap Israel menandai serangan paling mematikan dalam 50 tahun terakhir. Setidaknya 900 orang di Israel telah terbunuh sejauh ini dalam apa yang disebut Hamas sebagai Operasi ‘Al Aqsa Flood’ dan lebih dari 687 orang di Gaza dan Tepi Barat tewas dalam serangan balasan Israel di Jalur Gaza, menurut angka terbaru.

Sebagai informasi, Hamas adalah kelompok penentang Israel yang didukung oleh Iran dan telah memerintah Jalur Gaza sejak 2007.

“Sangat menantang untuk ingin menjadi investor ekuitas dan saham AS saat ini,” kata manajer hedge fund Miliarder Paul Tudor kepada CNBC International.

Di lain sisi, investor menanti rilis data inflasi produsen (producer price index/PPI) AS pada periode September 2023, di mana data ini tentunya akan memberikan kejutan bagi pelaku pasar meski tidak sebesar data inflasi konsumen (consumer price index/CPI).

Konsensus pasar dalam Trading Economics memperkirakan PPI AS pada bulan lalu cenderung menurun menjadi 1,7% secara tahunan (year-on-year/yoy). Sedangkan secara bulanan (month-to-month/mtm) diprediksi sedikit menurun menjadi 0,3%.

Sebagai informasi, PPI merupakan rata-rata perubahan harga dari perspektif produsen. Tentunya, kenaikan PPI memiliki kecenderungan akan menaikkan CPI.

Selain data PPI, investor juga menanti risalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada pertemuan September lalu. Risalah ini akan menjadi petunjuk bagi pelaku pasar untuk memproyeksi kemana arah pergerakan kebijakan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) ke depan.

Seperti diketahui, pada pertengahan September lalu, The Fed memutuskan menahan suku bunga acuan di level 5,25-5,50% sesuai ekspektasi pasar. Namun, The Fed mengisyaratkan mereka akan tetaphawkishdan membuka kemungkinan kenaikan suku bunga ke depan.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Bursa Asia Dibuka Memerah Lagi, Kecuali Nikkei-Hang Seng

(chd/chd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts