Analis Ramal Kinerja GOTO di Q3 Dapat Momentum, Ini Alasannya

Jakarta, CNBC Indonesia – Analis pasar modal memproyeksikan emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) akan mendapatkan momentum peningkatan kinerja pada periode kuartal III-2023 seiring dengan sejumlah pencapaian positif yang dibukukan pada kuartal sebelumnya atau quarter on quarter (qoq).

Laporan keuangan emiten-emiten teknologi, termasuk GOTO, akan menjadi pertimbangan investor dan calon investor di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengingat akhir bulan ini menjadi tenggat penyampaian laporan keuangan kuartal III-2023 (Q3-2023).

Read More

Analis PT BRI Danareksa Sekuritas Niko Margaronis, dalam riset terbarunya, menilai induk Gojek, Tokopedia, GoTo Financial, dan Goto Logistics ini akan membukukan pertumbuhan nilai transaksi bruto atau gross transaction value (GTV) dari kuartal sebelumnya.

Bahkan dia memperkirakan GOTO akan meraih pertumbuhan GTV secara qoq, dengan total GTV bersih mencapai Rp 50 triliun per bulan atau sekitar 5% naik qoq. “Kami berharap GOTO dapat memberikan pemulihan nilai GTV dan kami melihat ruang untuk penerapan subsidi yang lebih tepat sasaran,” kata Niko, dalam riset per 6 Oktober 2023.




Secara keseluruhan, BRI Danareksa memperkirakan kenaikan margin kontribusi pada Q3-23 akan mendukung peningkatan EBITDA yang disesuaikan berpotensi di bawah negatif Rp 1 triliun di 3 bulan per September tahun ini. Hal ini menunjukkan bahwa GOTO masih memiliki jarak yang harus ditempuh sebelum mencapai titik impas EBITDA alias EBITDA positif.

Dalam riset sebelumnya, 20 September 2023, BRI Danareksa memperkirakan pendapatan bersih GOTO akan mencapai Rp 15,20 triliun pada akhir tahun ini, naik 34% dari pencapaian pendapatan tahun lalu sebesar Rp 11,35 triliun. Rugi bersih juga diprediksi mampu dipangkas 68% menjadi hanya Rp 12,56 triliun dari rugi bersih tahun lalu sebesar Rp 39,57 triliun.

Hingga semester I-2023, pendapatan bersih GOTO tercatat melesat 102,35% menjadi Rp 6,88 triliun, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp 3,40 triliun. GOTO juga berhasil menekan rugi bersih hingga 48% menjadi rugi bersih Rp 7,16 triliun, dari semester I-2022 yang masih rugi hingga mencapai Rp 13,65 triliun.

Sementara itu, Norman Choong dan Aimee Garibaldi, dua analis riset dari CLSA, dalam riset 4 Oktober memprediksi pendapatan bersih GOTO bisa mencapai Rp 14,75 triliun, dengan rugi bersih bisa dipangkas menjadi Rp 10,27 triliun.




Ist GoTo

“Kami yakin GoTo berada pada posisi yang tepat untuk menangkap penetrasi meskipun ada hambatan dalam dunia teknologi global. Kami memperkirakan GoTo akan mencapai margin EBITDA positif pada 2025 dan mencapai kondisi matang dengan margin laba bersih yang sehat.”

E-Commerce dan Dampak IFC


Lebih lanjut Niko dalam riset mengatakan GOTO mendapatkan tantangan bagaimana meningkatkan pendapatan dari beberapa produk baru seperti Produk Hemat dan saat yang sama perusahaan juga tengah memperluas aplikasi Gopay baru ke target pasar baru. “Kami memperkirakan hal ini [efisiensi OPEX yang signifikan] akan lebih tergambar di kuartal 4-2023,” tulis Niko.

Selain itu, Niko juga menyoroti aturan baru pemerintah berkaitan dengan e-commerce, yang berdampak pada TikTok Shop. Menurut dia aturan baru pemerintah ini positif dan para penyedia platform e-commerce seperti Tokopedia, Shopee, Lazada, Bukalapak dan Blibli, berpotensi mendapatkan manfaat dari persaingan yang lebih setara dan bisa meraih pangsa pasar yang akan ditinggalkan oleh platform lain.

Sentimen lain bagi GOTO ialah, perusahaan baru mengantongi pendanaan US$ 150 juta atau setara Rp 2,3 triliun (kurs Rp 15.500/US$) dari International Finance Corporation (IFC), bagian dari Grup Bank Dunia. Pendanaan ini dalam bentuk surat utang konversi, yang didukung penerbitan saham baru tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (non-preemptive rights issue) US$ 100 juta dan surat utang US$ 50 juta. “Transaksi ini membuat GOTO dan IFC selaras karena sama-sama mempunyai komitmen untuk meningkatkan ESG.”

BRI Danareksa pun memasang target harga saham GOTO di level Rp 150/saham dengan rekomendasi beli. Sementara CLSA mematok target saham GOTO dalam 12 bulan ke depan mencapai Rp 165/saham dengan rekomendasi beli.

Data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat harga saham GOTO ditutup turun 3,66% pada penutupan perdagangan Rabu 11 Oktober 2023 di Rp 79/saham, dengan nilai transaksi Rp 392 miliar dan volume perdagangan 4,91 miliar saham. Pada perdagangan pagi ini, Kamis (12/10), saham GOTO stagnan di Rp 79/saham.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


JP Morgan Borong 113,9 Juta Saham GOTO, Buat Apa?

(rah/rah)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts