Anthoni Salim Makin Tajir Berkat Tambang Tembaga Raksasa RI

Jakarta, CNBC Indonesia – Meski besar dan kaya raya lewat bisnis Indomie, Anthoni Salim belakangan mulai fokus menggarap bisnis tambang. Terbaru emiten yang dimilikinya hampir selesai melakukan gelaran penawaran umum perdana (IPO) yang pencatatan (listing) di bursa akan dilaksanakan Jumat (7/7) besok.

Read More

Perusahaan tambang emas-tembaga, milik Grup Salim Amman Mineral Internasional (AMMN) diketahui menerbitkan 63,28 juta lot (8,80%) saham baru yang ditawarkan kepada publik di harga 1.695/saham. Artinya total emisi yang diperoleh dalam IPO kali ini mencapai Rp 10,73 triliun, sebelum dikurangi dengan biaya pencatatan dan lain-lain.

Perolehan tersebut mengindikasikan bahwa perusahaan akan memiliki kapitalisasi pasar awal Rp 121,89 triliun saat mulai listing di bursa besok. Hal tersebut membuat AMMN menjadi perusahaan tambang emas paling berharga di bursa dengan valuasi nyaris setara dengan gabungan Merdeka Copper Gold (MDKA) Grup Saratoga dan emiten BUMN Aneka Tambang (ANTM).

Secara spesifik, setelah listing Anthoni Salim menggenggam 7,14% saham AMMN secara tidak langsung dan merupakan pemegang saham terbesar kelima secara individu. Sebagai informasi, tidak ada individu yang menjadi pemegang saham utama perusahaan. Semuanya bersembunyi lewat kepemilikan tidak langsung di balik sejumlah korporasi yang menjadi pemegang saham AMMN.

Sejumlah investor yang terafiliasi dengan Grup Salim tercatat sebagai pemegang saham AMMN, termasuk pemegang saham terbesar yakni PT Sumber Gemilang Persada (SGP) yang pasca IPO akan menguasai 32,44% saham AMMN. Sementara itu 24,44% saham SGP dimiliki oleh PT Bakti Makmur Semesta Sukses yang 90% sahamnya dimiliki Anthoni Salim dan 10% sisanya oleh anaknya Axton Salim.

Lewat kepemilikan tidak langsung 7,14% di AMMN, harta Anthoni Salim yang terikat di emiten tambang tembaga raksasa RI ini ditaksir mencapai Rp 8,70 triliun.

Meski terdengar jumbo, angka tersebut tidak ada apa-apanya dibandingkan harta kekayaannya yang ditaksir mencapai US$ 7,5 miliar atau setara Rp 112,5 triliun. Akan tetapi kepemilikan saham di perusahaan tambang, termasuk di Grup Bumi Resources (BUMI) bisa menjadi ladang cuan baru taipan yang bisnisnya sangat terdiversifikasi.

Salim diketahui memiliki bisnis multi sektor mulai dari makanan, konsumer, ritel, bank dan jasa keuangan, telekomunikasi, konstruksi, tambang dan energi hingga teknologi baru yang memanfaatkan momentum metaverse.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Ini Progres Mega Proyek Rp15 T Perusahaan Afiliasi Salim

(fsd/fsd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts