Awas Kaget! Rupiah Diramal Bisa Tembus Segini

Jakarta, CNBC Indonesia – Semakin bergejolaknya pasar keuangan global akan terus mewarnai tekanan pergerakan rupiah dalam jangka pendek. Sepanjang hari ini, tim ekonom Bank Mandiri bahkan memperkirakan, rupiah masih akan bergerak di atas Rp 15.000 per dolar AS.

Read More

Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Putri mengatakan, pergerakan rupiah di level atas Rp 15.000 itu dipicu oleh sentimen di pasar valas global yang masih dipengaruhi oleh kekhawatiran para pelaku pasar keuangan terhadap kenaikan suku bunga acuan The Fed berlanjut ke level tertingginya selama 22 tahun.

Pada pertemuan FOMC Juli 2023, Federal Reserve menaikkan Fed Funds Rate (FFR) sebesar 25 bps ke kisaran 5,25%-5,50%. Namun, tak berhenti di situ, ia memperkirakan Bank Sentral AS itu masih akan menaikkan suku bunga acuan 25 bps lagi hingga akhir 2023.

Sentimen ini ditopang oleh pertumbuhan ekonomi di AS yang tetap tinggi dan pasar tenaga kerja yang masih kuat membuka peluang bagi The Fed untuk terus menaikkan suku bunga acuannya ke depan.

“Sehingga kami memperkirakan rupiah akan bergerak ke kisaran Rp 15.095-15.185 terhadap dolar AS,” ucap Reny kepada CNBC Indonesia, Rabu (2/8/2023).

Di sisi lain, ia melanjutkan, volatilitas pasar keuangan itu juga makin memburuk setelah Fitch ratings agency menurunkan peringkat utang AS dari ‘AAA’ menjadi ‘AA+’ kemarin dengan pertimbangan beban anggaran dan utang pemerintah yang meningkat.

“Capital flight kemungkinan akan terjadi dalam jangka pendek,” tegas Reny.

Karena kondisi itu, Reny mengatakan, dalam jangka pendek rupiah masih cenderung bergerak di kisaran Rp 15.000-15.200 per dolar AS sejalan dengan kebijakan The Fed yang masih menjadi fokus pasar.

Kendati begitu, ia memastikan, Tim Riset Ekonomi Bank Mandiri memprediksi rupiah akan terus bergerak sesuai fundamentalnya dalam jangka panjang, ditopang oleh fundamental ekonomi domestik yang solid.

“Kami memperkirakan rupiah akan menjadi 14.864 (dengan rata-rata 15.031 per USD) pada akhir tahun 2023,” tuturnya.

Proyeksi rupiah hingga akhir tahun ini menurutnya seiring dengan fundamental ekonomi RI yang kuat, arus masuk modal yang berkelanjutan, dan kebijakan suku bunga global yang akan mereda sehingga volatilitas pasar menurun.

“Pelaku pasar juga masih wait and see terhadap implementasi DHE agar berjalan efektif dan dapat memberikan benefit ke pasar,” tegasnya.

Mengutip data Refinitiv per pukul 11.00 WIB, Rabu (2/8/2023), rupiah bergerak ke level Rp 15.170 per dolar AS atau melemah 0,4% dari level penutupan perdagangan sebelumnya di level Rp 15.110 per dolar AS. Pada saat pembukaan perdagangan pun telah di level Rp 15.130 per dolar AS.

Pelemahan saat pembukaan perdagangan itu telah mencapai 0,13%. Posisi rupiah terhadap dolar AS saat pembukaan perdagangan hari ini juga menjadi yang terendah sejak 11 Juli 2023 atau 16 hari terakhir. Pelemahan ini melanjutkan tren kemarin yang juga melemah sebesar 0,23% ke Rp 15.110/US$1.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


RI Diramal Kebanjiran Dana Asing, Rupiah Jadi Makin Perkasa!

(mij/mij)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts