Belum Ada Permohonan Tertulis Soal Merger BTN Syariah & Muamalat


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) buka suara soal rencana penggabungan kedua bank syariah, PT Bank Muamalat dan unit usaha syariah PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Dian Ediana Rae menyebut, kedua perbankan tersebut telah melakukan komunikasi dengan OJK.

“Saat ini belum ada permohonan tertulis terkait rencana aksi korporasi dimaksud. Namun demikian, kedua pihak telah melakukan komunikasi dengan OJK,” kata Dian dalam keterangan tertulis, Kamis (22/2).

Dian mengungkapkan, bila permohonan tersebut telah masuk, selanjutnya OJK akan segera mengevaluasi dan memproses sesuai ketentuan yang berlaku.

Sementara, terkait dengan upaya pengembangan dan penguatan industri perbankan syariah, OJK akan mendukung langkah konsolidasi yang akan dilakukan dalam rangka pengembangan perbankan syariah Indonesia.

“Dengan upaya konsolidasi ini diharapkan struktur pasar perbankan syariah ke depan akan lebih ideal dengan kehadiran beberapa bank syariah berskala besar yang lebih kompetitif,” pungkasnya.

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan merger BTN Syariah dan Bank Muamalat akan rampung tahun ini.

Apabila segala proses berjalan dengan lancar, aksi korporasi tersebut akan terlaksana pada bulan depan atau Maret 2024 atau kuartal II. Akan tetapi dia dapat memastikan bahwa proses penggabungan keduanya akan selesai sebelum Oktober 2024 atau sebelum pergantian pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Muamalat dan BTN Syariah kalau ini bisa digabungkan targetnya Maret, April, Mei ini, pokoknya sebelum Oktober,” katanya di JIExpo Kemayoran Jakarta, Minggu (18/2).

Erick mengatakan merger BTN Syariah dengan Bank Muamalat akan mendorong pembangunan ekonomi syariah dan memberikan akses keuangan syariah bagi masyarakat.

Menurutnya, cerita sukses dari hal tersebut dapat dilihat dari PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BRIS yang merupakan penggabungan tiga anak usaha bank syariah milik PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

BRIS kini, kata Erick Thohir, telah menjadi bank syariah terbesar dalam sejarah Indonesia. Dia menilai untuk mendorong ekonomi syariah berkembang lebih cepat di Indonesia, BSI harus memiliki “lawan tanding”.

Hasil merger Muamalat dan BTN Syariah menurutnya akan menjadi bank ke-16 terbesar di Indonesia. “Artinya ada yang nomor 5 [BSI], ada yang nomor 16. Kan bagus, jadi marketnya itu bisa berkompetisi dengan baik,” katanya.

Erick menyebut, dirinya pun telah membahas hal tersebut dengan Direktur Utama BSI Hery Gunardi. “Pak Hery bilang sama saya, ‘Pak bagus biar kalau latihan olahraga bisa ada namanya lawan tanding,” katanya.

Sebagai informasi, rencana penggabungan Bank Muamalat dan BTN Syariah pernah disampaikan Erick Thohir pada penghujung tahun lalu. Saat itu, Erick mengatakan, merger akan terjadi pada Maret 2024. Erick menjelaskan, pihaknya tengah mendorong persaingan industri bank syariah yang lebih sehat.

Dia mengatakan, pihaknya telah berdiskusi dengan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan Menteri Agama terkait kemungkinan Bank Muamalat dan BTN Syariah bersinergi dan menjadikannya sebagai alternatif bank syariah yang besar.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


BTN Kirim Surat Minat Masuk Muamalat, Pemegang Saham Buka Suara

(mkh/mkh)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts