Bos Antam Akui Proyek Baterai Bareng China Jalan Lebih Cepat

Jakarta, CNBC Indonesia – PT Aneka Tambang Tbk (Antam) mengungkapkan rencana kerja sama dengan perusahaan asal China untuk pembangunan ekosistem baterai kendaraan listrik (Electric Vehicle/ EV) akan lebih cepat terbangun dibandingkan dengan investor dari negara lainnya.

Read More

Seperti diketahui, setidaknya Indonesia akan bekerja sama dengan investor China dan Korea Selatan untuk membangun industri baterai kendaraan listrik di Tanah Air.

Perusahaan asal China yang akan berinvestasi di Indonesia yakni Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co Ltd (CBL), cucu usaha Contemporary Amperex Technology Co. Ltd. (CATL). Sementara investor asal Korea Selatan yakni LG Energy Solution (LGES).

Baik CBL maupun LGES akan bekerja sama dengan PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC) untuk proyek sel baterai, dan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) dari sisi hulu pertambangan hingga pengolahan nikel.

Direktur Utama Antam Nicolas D. Kanter mengungkapkan proyek kerja sama dengan China dinilai akan lebih cepat terbangun dibandingkan dengan proyek kerja sama dengan Korea Selatan.

Dia mengatakan, pihaknya sudah memiliki referensi yang cukup, sehingga proses kerja sama dengan pihak CBL dinilai akan lebih cepat dan mudah.

“Ini saya pribadi ya melihatnya, kita sudah mempunyai reference, CBL ini. Jadi akan lebih insya Allah lebih mudah. Lebih mudahnya, oh iya ini kan begini dulu. Jadi kita ada punya reference untuk kita jadikan patokan,” ungkapnya saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, dikutip Kamis (13/4/2023).

Tak hanya itu, dia menyebut, proyek dengan China bisa lebih cepat berjalan karena pihaknya dan Hong Kong CBL telah menandatangani Conditional Share Purchase Agreement (CSPA) pada 16 Januari 2023 lalu. Adapun CSPA ini terkait pengalihan 49% saham Antam di anak usaha, PT Sumberdaya Arindo (SDA) di proyek bersama dengan CBL.

Penandatanganan CSPA ini merupakan langkah awal dari realisasi pelaksanaan proyek pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik di Indonesia dan sejalan dengan komitmen Antam dalam mendukung pengembangan proyek tersebut.

Selain itu, dalam kerja sama ini diharapkan CBL (melalui HKCBL) dapat berkontribusi secara langsung atas aspek teknologi dan pengalaman bisnis yang dimilikinya melalui kolaborasi bersama Antam pada PT SDA, dan sekaligus menjadi mitra strategis Antam dalam pelaksanaan proyek baterai EV yang terintegrasi di Indonesia.

“Statusnya sekarang tanggal 16 Januari 2023 sudah tanda tanganĀ CSPA, Conditional Share Purchase Agreement dan Shareholder Agreement dengan CBL. Dan kondisi yang harus dipenuhi, termasuk dengan mendapat persetujuan dari China ini insya Allah rampungkan di Oktober,” jelasnya dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII DPR RI, Jakarta, Rabu (12/4/2023).

Dia mengatakan bahwa pihaknya saat ini dalam tahap akhir persetujuan kerja sama antara SDA dengan CBL. Dalam dua sampai tiga minggu ke depan pihaknya akan menandatangani persetujuan kerja sama.

“Sekarang kita dalam tahap akhir, dua sampai tiga minggu ini akan tandatangani SDA dengan CBL,” paparnya.

Sementara kerja sama dengan LGES, saat ini masih terkendala adanya perubahan anggota konsorsium LGES. Bila dengan CBL sudah disepakati CSPA pada Januari lalu, adapun dengan LGES ini ditargetkan CSPA bisa dilakukan pada 2023 ini.

“Pada awal Mei kita akan bertemu dengan LGES karena akan ada sedikit perubahan dalam konsorsium, tapi target kita akan tetap mencanangkan ini di tahun 2023, agar semua CSPA-nya ditandatangani tahun 2023 ini,” tutupnya.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Banyak Diburu Kala Resesi, Harga Emas Siap Cetak Rekor 2023?

(wia)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts