Cum Date Dividen Sudah Lewat, Saham BBTN Kok Terbang 9% Lebih?


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Emiten perbankan BUMN atau bank Himbara PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) ditutup melonjak lebih dari 9% pada perdagangan Jumat (22/3/2024), setelah tanggal cum dividen perseroan berakhir pada 20 Maret 2024.

Hingga akhir perdagangan hari ini, saham BBTN melejit 9,47% ke posisi harga Rp 1.560/unit. Meski begitu, masih cukup jauh BBTN untuk mencapai level tertinggi sepanjang masanya.

Saham BBTN ditransaksikan sebanyak 18.382 kali dengan volume sebesar 229,92 juta lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 347,73 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 21,89 triliun.

Periode cum date dividen BBTN telah terlewati. Lazimnya,saham menurun setelah melewati cumdate atau batas akhirpembelian dengan hak menerima dividen.

Adapun rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) BTN memutuskanuntuk membagikan 20% laba bersih tahun buku 2023 sebagai dividen.

Dengan demikian emiten bersandi BBTN tersebut akan menebar dividen senilai Rp 700,19 miliar atau setara Rp49,9 per saham.

Adapun sebesar 80% atau Rp 2,8 triliun ditetapkan sebagai saldo ditahan untuk pengembangan usaha perusahaan.

Rasio dividen yang diputus dalam RUPST BTN, Rabu (6/3/2024) sama dengan tahun lalu. Pada 2023 BTN memutuskan rasio dividen sebesar 20% atau setara Rp 609 miliar dari laba bersih tahun buku 2022 sebesar Rp 3,04 triliun.

Adapun BTN sepanjang 2023 mencetak laba Rp 3,5 triliun sepanjang 2023, naik 14,94% secara tahunan (yoy).

Berdasarkan laporan keuangan BTN yang dipublikasikan di media massa, perolehan laba tersebut tidak terlepas dari pendapatan bunga bersih yang naik 9,2% yoy menjadi Rp 28,27 triliun pada periode yang berakhir Desember 2023. Seiring dengan peningkatan tersebut, beban bunga membengkak 36,31% yoy menjadi Rp 20,05 triliun.

Pada fungsi intermediasi, BTN tercatat telah menyalurkan kredit sebesar Rp 296,58 triliun, meningkat 11,25% yoy pada tahun 2023. Seiring dengan peningkatan tersebut, kualitas kredit juga terjaga dengan nonperforming loan (NPL) net turun menjadi 3,01% dari setahun sebelumnya sebesar 3,38%.

Pertumbuhan kredit pun ikut mendorong aset BTN naik 9,1% yoy menjadi Rp 438,75 triliun dari periode akhir Desember 2022 sebesar Rp 302,15 triliun.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


BTN Optimis Bisa Tebar Dividen Tahun Buku 2023 Sebesar 20%

(chd/chd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts