Data Cadev-Komentar Bos The Fed Jadi Kabar ‘Hot’ Pekan Depan

Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot 0,63% dan rupiah melemah 0,49% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 15.2.95/US$ selama sepekan. Sejumlah sentimen, baik dari dalam maupun luar negeri, akan turut menggerakkan pasar pekan depan.

Read More

Pada Selasa (7/3), dari dalam negeri, investor akan menunggu rilis data cadangan devisa (cadev) per Februari 2023 yang diproyeksikan berada di US$139 miliar atau turun tipis dari posisi Januari US$139,4 miliar.

Posisi Januari sendiri lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai US$137,2 miliar.

Kemudian, pada Rabu (8/3) dan Kamis (9/3), dari domestik juga akan ada rilis data indeks keyakinan konsumen per Februari dan data surveri penjualan eceran Januari.

Dari luar negeri, terutama dari AS, secara umum investor akan mencerna pidato Ketua The Fed Jerome Powell di hadapan Komite Urusan Perbankan, Perumahan dan Perkotaan Senat dan Komite Layanan Keuangan DPR AS pada Selasa dan Rabu.

Ini artinya, tegangan antara suku bunga dan harga saham masih akan terus menjadi tema utama pekan depan.

“Ini tentu saja akan menggerakkan pasar, seperti biasanya, dan pasar akan melihat ini dengan sangat sederhana: ‘Beri saya sikap dovish, dan itulah yang akan saya fokuskan,’” jelas Peter Boockvar, chief investment officer at Bleakley Financial Group, dikutip CNBC International Jumat (3/3).

Sementara, menurut Greg Peters, co-chief investment officer PGIM Fixed Income, pernyataan Powell mungkin bukan sesuatu yang terlalu baru untuk pasar.

Sebaliknya, kata Peters, investor akan melihat data ketenagakerjaan Februari yang dirilis Jumat, yang akan menunjukkan apakah kebijakan The Fed mulai mendinginkan ekonomi atau memanaskan pasar tenaga kerja.

Konsensus ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan data non-farm payrolls (NFP) bertambah 225.000 pada bulan Februari, setelah 517.000 pekerjaan ditambahkan pada bulan Januari.

“Saya pikir ini [sentimen pasar pekan depan] lebih ke soal data pekerjaan,” jelas Peters. “Powell hanya merefleksikan berita, jadi saya tidak yakin Anda akan mendapatkan insight unik di sana,” imbuhnya.

Selain data NFP, dari AS juga akan ada laporan terbaru pasar tenaga kerja lainnya minggu depan, termasuk laporan pembukaan lapangan kerja (JOLTS) per Januari dan Laporan Ketenagakerjaan Nasional ADP.

Di samping data ekonomi dari AS, pelaku pasar global juga akan menyimak sejumlah data neraca dagang, mulai dari Australia, China, Kanada, hingga AS.

Kemudian, keputusan bank sentral negara utama–seperti bank sentral Australia, Kanada, dan Jepang–soal suku bunga juga akan menjadi perhatian investor.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Pundi-pundi Dolar RI Terkuras Intervensi Rupiah & Bayar Utang

(hsy/hsy)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts