Deretan Investor Kakap Ini Lego Saham Gudang Garam (GGRM)

Jakarta, CNBC Indonesia – Sejumlah investor institusional asing diam-diam melepas saham emiten rokok PT Gudang Garam Tbk (GGRM) selama 2023.

Read More

Kepemilikan perusahaan investasi multinasional asal Amerika Serikat (AS) BlackRock, lewat BlackRock Institutional Trust Company, N.A., misalnya berkurang dari 6,76 juta saham (0,35%) pada 31 Desember 2022 menjadi hanya 55.119 per akhir Juli 2023.

Asal tahu saja, hingga kuartal I-2023, aset kelolaan (assets under management/AUM) BlackRock mencapai US$9,09 triliun, menjadikannya manager aset terjumbo di dunia, di atas Vanguard Group yang juga asal AS yang memiliki aset kelolaan US$7,25 triliun.

Selain BlackRock, perusahaan investasi asal Negeri Paman Sam lainnya, Victory Capital Management Inc., tercatat mengurangi porsi saham menjadi 52 ribu. Padahal, pada akhir 2022, Victory memiliki 3,10 juta saham (0,16%) GGRM.

Kemudian, investor AS lainnya, State Street Global Advisors (US) memangkas kepemilikan menjadi 55,91 ribu dari 145,61 ribu pada akhir tahun lalu. Brandes Investment Partners, L.P., yang juga asal AS, ikut mengurangi porsi, menjadi 4,18 juta (0,22%) dari sebelumnya 5,38 (0,28%) juta saham pada 31 Desember tahun lalu.

Tidak semua investor asing melepas GGRM. Setidaknya ada empat investor institusional yang menambah kepemilikan sahamnya, termasuk The Vanguard Group, Inc.

The Vanguard Group sendiri menjadi pemegang saham GGRM sejak 20 tahun lalu.

Menurut data Refinitiv, perusahaan penyedia reksa dana terbesar dunia tersebut memiliki 14,29 juta lembar saham GGRM atau setara dengan 0,74% dari total saham perusahaan per 30 Juni 2023.

Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan posisi 31 Desember 2022 yang sebesar 14,14 juta lembar saham.

Dengan angka di atas, Vanguard, yang memiliki dana kelolaan (assets under management/AUM) global US$7,7 triliun, menjadi investor terbesar ketiga di bawah pemegang saham mayoritas PT Suryaduta Investama yang memiliki 69,29% dan PT Suryamitra Kusuma 6,26%.

Di samping Vanguard, Dimensional Fund Advisors, L.P. juga meningkatkan porsi dari 4,69 juta saham menjadi 4,90 juta saham. Kemudian, Mellon Investments Corporation dari 1 juta saham menjadi 1,25 juta saham dan Invesco Capital Management LLC yang menggenggam 946 ribu saham dari posisi akhir tahun lalu sebesar 634 ribu saham.

Kinerja keuangan teranyar, GGRM mencatat laba bersih hingga semester I 2023 naik 243,9% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 3,28 triliun.
Adapun, laba bersih GGRM melesat di tengah pendapatan yang merosot. Perusahaan milik Susilo Wonowidjojo ini mengantongi pendapatan Rp 55,85 triliun, turun 9,43% yoy.

Kendati demikian, biaya pokok penjualan turun 17,9% yoy menjadi Rp 47,91 triliun. Dengan demikian laba bruto masih dapat naik 54,6% yoy menjadi Rp 7,93 triliun.

Adapun aset GGRM pada paruh pertama tahun ini sebesar Rp 84,85 triliun, turun 4,18% yoy. Hal itu karena turunnya persediaan dari Rp 47,63 triliun pada 2022 menjadi Rp 41,73 pada 2023.

Sementara itu, total liabilitas GGRM turun 15,2% yoy menjadi Rp 26,02 triliun di pengujung Juni 2023, seiring dengan turunnya utang cukai, PPN, dan pajak rokok menjadi penyebab penurunan liabilitas GGRM.

Kemudian, total ekuitas Gudang Garam naik menjadi Rp 58,83 triliun dari Rp 57,85 triliun per 31 Desember 2022. Kenaikan ini disebabkan oleh meningkatnya saldo laba yang belum dicadangkan dari Rp 57,65 triliun menjadi Rp 56,67 triliun.

Kabar terbaru, GGRM, bersama emiten peritel fesyen PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI), masuk kembali ke indeks LQ45 untuk periode 1 Agustus 2023 hingga 31 Januari 2024.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Cukai Naik Terus, Bisnis Rokok GGRM Masih Secerah Surya?

(trp/trp)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts